Membaca Kompas pagi ini, 30 Juni 2011 berjudul “Gadis Kecil Ini Tak Pernah Terlelap” tentang kisah seorang Mahira Mujahida (9 tahun) yang mengalami micrognathia, hingga tak pernah terlelap tidurnya di malam hari. Diceritakan, bahwa ia tak pernah tidur atau istirahat. Bahkan saat tidur pun matanya tak terpejam. Namun dilanjutkan juga bahwa Mahira mendengkur keras dalam tidurnya. Dijelaskan juga bahwa ini semua mengarah pada henti nafas saat tidur atau sleep apnea.
Sleep Apnea
Sleep apnea, adalah gangguan tidur berupa henti nafas berulang-ulang saat tidur. Namun, henti nafas yang dialami disebabkan oleh penyumbatan saluran nafas. Akibatnya, walau gerak nafas tetap ada, udara tak dapat masuk ataupun keluar. Tak terjadi pertukaran udara! Dan ini hanya terjadi pada saat tidur, hingga si penderita tak tahu apa-apa.
Penderitanya mempunyai dua ciri utama, yaitu tidur mendengkur dan kantuk berlebihan di siang hari. Dengkuran terjadi sebagai akibat dari peningkatan tekanan di saluran nafas saat menyempit. Dinding saluran nafas yang lunak tersebut pun bergetar. Penyempitan terjadi karena pada saat tidur, saluran nafas melemas.
Sementara kantuk berlebihan (hipersomnia) disebabkan oleh proses tidur yang terpotong-potong. Saat sesak, mekanisme tubuh akan membangunkan otak sejenak. Namun walau gelombang otak tampak terbangun singkat, si penderita tak menyadarinya. Ia tetap tidur. Tetapi episode bangun singkat (microarousal) ini sudah memotong proses tidur. Akibatnya kualitas tidur penderita sleep apnea jadi buruk. Walau ia cukup tidur, ia tetap bangun tak segar dan terus mengantuk. Itu sebabnya bisa dikatakan bahwa Mahira tak pernah tidur lelap.
Akibat Sleep Apnea Pada Anak
Pada orang dewasa, akibat dari sleep apnea tak main-main. Sleep apnea menyebabkan turunnya kuralitas hidup, disfungsi seksual, hipertensi, berbagai gangguan jantung, diabetes, stroke, hingga kematian. Hanya disesalkan di Indonesia hal ini rupanya belum mendapatkan perhatian yang sesuai.
Sementara pada anak, akibatnya lebih memprihatinkan. Sleep apnea langsung berakibat pada daya tahan tubuh dan proses tumbuh kembangnya.
Ya, daya tahan tubuh selama ini kita tahu ditingkatkan lewat berbagai asupan makanan bergizi. Tapi sadarkah Anda, bahwa sistem daya tahan tubuh kita bekerja optimal hanya pada saat tidur?
Sementara proses tidur yang terpotong-potong langsung mengganggu hormon pertumbuhan yang seharusnya berkadar tinggi pada tahap tidur dalam (N3). Akibatnya anak-anak yang menderita sleep apnea sering berpenampilan kecil dan kurang berat badannya. Begitu pula dengan perkembangan kognitif, berbagai penelitian sudah menunjukkan bahwa anak dengan sleep apnea mempunyai prestasi akademis yang lebih rendah dibanding yang sehat. Salah satu penelitinya adalah dokter David Gozal yang menuangkan hasil penelitiannya pada Official Journal Of The American Academy Of Pediatrics pada September 1998.
Para guru dan pembimbing anak yang tidur mendengkur, sering kali melaporkan kurangnya kemampuan konsentrasi serta perilaku yang cenderung hiperaktif. Ini sebenarnya merupakan manifestasi kantuk berlebihan. Anak dengan kantuk berlebihan, cenderung lebih aktif untuk mengatasi kantuknya. Ia pun lebih emosional dan rewel.
Diagnosa Dan Perawatan
Sleep apnea pada anak termasuk gangguan yang cukup sering ditemui. American Sleep Apnea Association menyatakan sekitar 3% anak menderita sleep apnea. Sementara penelitian di Thailand Selatan pada anak-anak usia sekolah mendapati 8,5% mendengkur dan 0,68% mengalami sleep apnea. Ya, tak semua anak yang mendengkur mengalami sleep apnea.
Pemeriksaan anak yang mendengkur meliputi pemeriksaan fisik saluran nafas dan pemeriksaan tidur di laboratorium tidur. Dari laboratorium tidur, kita akan mendapatkan fungsi-fungsi tubuh selama tidur. Pemeriksaan dengan menggunakan alat bernama polisomnografi (PSG) ini merekam gelombang otak tidur, fungsi-fungsi nafas dan jantung serta posisi tidur. Diagnosa baru bisa ditegakkan setelah mendapatkan angka rata-rata gangguan nafas per jam, Apnea-Hyponea Index (AHI). Pada anak, AHI 1,5 kali per jam, sudah menunjukkan diagnosa sleep apnea.
Penyebab sleep apnea pada anak bukanlah kegemukan. Yang paling sering justru diakibatkan oleh bengkaknya amandel dan adenoid hingga mempersempit saluran nafas. Hingga perawatan utama nantinya akan ditujukan pada kedua kelenjar tersebut.
Sedangkan pada beberapa kasus, sleep apnea anak disebabkan oleh kecilnya struktur rahang bawah, hingga saluran nafas menjadi sempit. Inilah yang dialami oleh Mahira. Itu sebabnya perawatan yang disarankan adalah pembedahan untuk memajukan rahang bawah agar saluran nafasnya jadi lebih luas. Akan tetapi proses pembedahan ini mahal sekali. Sementara pilihan terapi lain juga sebaiknya diperkenalkan terlebih dahulu. Misalkan dengan penggunaan CPAP.
CPAP (continuous positive airway pressure) adalah sebuah alat yang dihubungkan ke masker hidung, yang digunakan pada pasien saat tidur. Penggunaan CPAP diperkenalkan oleh Colin Sullivan dalam Lancet tahun 1982. Kini CPAP digunakan secara luas bagi penderita sleep apnea dewasa di seluruh dunia. Sementara pada anak, seperti tertuang dalam A Clinical Guide to Pediatric Sleep edisi kedua, penggunaan CPAP dapat juga dilakukan jika indikasinya sesuai.
Penggunaan CPAP pada anak tak harus seumur hidup. Seiring dengan pertumbuhan dan perubahan struktur saluran nafas, ada kemungkinan CPAP tak diperlukan lagi. Sebagai persiapan pembedahan, CPAP juga amat disarankan, terutama pada kasus-kasus sleep apnea parah. Ini ditujukan agar kondisi pasien lebih baik dan siap untuk menjalani operasi.
——————————————————————–
Sleep apnea mudah dikenali dan dapat dirawat dengan efektif. Sayang sekali jika dengkuran anak kita abaikan begitu saja. Ingat, tidur anak akan menjamin kualitas hidup, kecerdasan dan kesehatannya. Kualitas anak yang cemerlang, juga akan menjamin masa depan Indonesia yang cerah.
Filed under: Mendengkur | Tagged: anak mendengkur, micrognathia, OSA, psg, sleep apnea | Leave a comment »