Ngorok Lebih Berbahaya Dibanding Merokok

Suara dengkur pasti mengganggu, tapi lebih dari itu ngorok sebenarnya adalah alarm tanda bahaya bagi kesehatan kita. Bahkan tim peneliti dari Detroit AS, nyatakan bahwa mendengkur lebih berbahaya dari merokok! Pendengkur mempunyai risiko lebih besar mengalami penebalan arteri karotis dibanding perokok, orang yang obese (gemuk) atau bahkan yang memiliki kadar kolesterol tinggi sekali pun.

Arteri karotis adalah pembuluh darah yang memberikan suplai ke daerah leher dan kepala, termasuk otak. Jika dinding pembuluh darah ini mengalami penebalan, bisa menjadi permulaan dari berbagai penyakit pembuluh darah lainnya.

Mendengkur dan Sleep Apnea

Mendengkur telah lama diketahui menjadi tanda dari henti nafas saat tidur atau sleep apnea. Henti nafas saat tidur terjadi akibat sempitnya saluran nafas, sehingga walau dada naik turun berusaha bernafas, tak ada udara yang dapat mengalir lewat. Akibatnya oksigen akan turun sepanjang malam. Para ahli sudah menyatakan bahwa sleep apnea merupakan penyebab utama hipertensi, penyakit jantung, diabetes, impotensi hingga stroke.

Sebenarnya sejak tahun 2003, dunia kedokteran modern sudah mengamini bahwa salah satu penyebab utama tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah sleep apnea. Ini tertuang dalam laporan dari the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure yang lebih dikenal sebagai JNC7.

Sementara berbagai jurnal penelitian kedokteran terus berkembang dan memuat tentang bagaimana sleep apnea menyebabkan berbagai penyakit fatal seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung hingga stroke.

Penelitian

Namun penelitian ini menunjukkan bahwa jauh sebelum menjadi sleep apnea, suara dengkuran saja sudah merupakan tanda bahaya yang tak boleh diabaikan.

Para peneliti mengamati data 913 pasien yang telah diperiksa di klinik gangguan tidur antara Desember 2006 dan Januari 2012. Setelah diperiksa, dikumpulkan pasien yang mendengkur tapi tidak menderita sleep apnea.

Secara keseluruhan ada 54 orang pasien yang mendengkur yang dilakukan pengukuran ketebalan dinding arteri karotis dengan menggunakan ultrasound (USG). Ketebalan arteri karotis dapat digunakan untuk melihat perkembangan penyakit atherosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Penebalan dinding arteri karotis merupakan tanda dari penyakit arteri karotis.

Hasilnya, pasien yang mendengkur memiliki arteri karotis yang lebih tebal dibanding yang tidak mendengkur. Para peneliti menduga getaran akibat ngoroklah yang menyebabkan trauma pada pembuluh darah hingga sebabkan peradangan dan pada akhirnya akibatkan penebalan pembuluh darah.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada penebalan arteri karotis pada pasien dengan atau tanpa risiko-risiko penyakit jantung-pembuluh darah yang selama ini kita kenal. Faktor-faktor risiko itu antara lain adalah merokok, diabetes, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol yang tinggi.

Perawatan

Tahap pertama perawatan mendengkur adalah dengan mengenali adanya masalah. Keluarga dan kerabat harus meyakinkan penderita kalau ia mendengkur. Ya, pendengkur hanya tahu dirinya ngorok jika diberi tahu oleh orang lain.

Untuk perawatan medis, dimulai dengan pemeriksaan tidur untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan di laboratorium tidur tak ubahnya pemeriksaan fungsi jantung atau pernafasan saja, bedanya ia dilakukan saat tidur. Kenapa saat tidur? Karena gangguan nafasnya hanya terjadi pada saat tidur.

Setelah diagnosa ditemukan baru dokter akan menentukan perawatan yang sesuai untuk kondisi setiap pendengkur. Biasanya menggunakan CPAP, operasi atau oral appliances.

CPAP singkatan dari continuous positive airway pressure, berupa sebuah alat yang dihubungkan ke hidung lewat masker. Perawatannya amat nyaman karena memberikan kualitas tidur yang maksimal.

Dua penelitian berbeda di Australia dan Eropa tahun 2003 tunjukkan bahwa setelah mendengkur dirawat dengan CPAP risiko pasien untuk menderita penyakit jantung koroner turun hingga 37%, sementara risiko stroke turun 56%. Sementara penelitian tahun 2004 dan 2005 tunjukkan bagaimana penggunaan CPAP pada pendengkur dengan diabetes membantu tingkatkan sensitivitas insulin serta kontrol gula darahnya.

Dampak

Di AS diperkirakan 40% pria dan 24% wanita adalah pendengkur. Walau kita mempunyai data yang valid di Indonesia diperkirakan jumlah pendengkur tidak jauh berbeda. Bayangkan berapa banyak di antara kita yang mengalami bahaya setiap tidurnya.

Mendengkur selama ini dianggap sebagai suara yang mengganggu. Di lingkungan pergaulan ngorok selalu menjadi bahan lelucon. Bahkan pihak asuransi sering menganggap dengkuran sebagai suatu gangguan yang bersifat kosmetik dan tidak membahayakan.

Tetapi dengan banyaknya data penelitian yang terus bertambah, suara ngorok tak dapat lagi kita abaikan. Para ahli kesehatan sudah mulai melihat dengkuran sebagai salah satu faktor risiko penyakit yang sejajar posisinya dengan hipertensi atau peningkatan kadar kolesterol.

Akhir kata, jika Anda menemukan rekan atau kerabat yang mendengkur, peringatkan. Dengan demikian Anda telah menyelamatkan nyawanya.

Kemesraan Tidur, Hubungan Percintaan dan Tidur yang Sehat

Tahukah Anda jika hubungan percintaan juga sangat dipengaruhi oleh tidur?

Ya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of California, Berkeley menyatakan bahwa pasangan dari orang yang kurang tidur sering merasa kurang dihargai. Penelitian ini tunjukkan bagaimana tidur bisa memengaruhi romantisme sebuah hubungan. Bisa dikatakan orang yang tak mencukupi kebutuhan tidurnya merasa terlalu lelah untuk berterima kasih.

Lebih dari 60 pasangan diteliti. Mereka diminta untuk mencatat pola tidur harian. Mereka juga diminta untuk mencatat efek tidur yang lelap atau tidak pada pasangan. Apakah pasangan jadi merasa dihargai saat tidurnya lelap, dibanding rasa yang sama saat tidur tak nyenyak. Saat lain, pasangan-pasangan ini direkam video saat diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Mereka yang tidurnya kurang, tampak kurang menghargai pasangannya. Secara umum, penelitian buktikan bahwa mengantuk sebabkan kita cenderung emosional, egois dan mementingkan diri sendiri. Kebutuhan pasangan jadi terabaikan.

Tidur, memengaruhi suasana emosi di pagi hari. Bisa saja seseorang tidur pulas, tetapi jika pasangannya tak tidur nyenyak yang jadi korban adalah keduanya. Akhirnya atmosfir emosi mereka pun jadi negatif.

Kebiasaan di ranjang pasangan juga bisa menjadi masalah. Seseorang yang terbiasa tidur dalam kondisi tenang, tentu akan terganggu dengan kebiasaan menonton TV pasangannya. Atau suara dengkur pasangan.

Tahukah Anda, mendengkur adalah penyebab perceraian nomor 3 di AS setelah perselingkuhan dan masalah ekonomi?

Suara dengkuran memang mengganggu tidur pasangan. Tetapi ada kondisi lain yang juga mengganggu, yaitu penyakit tidur bernama sleep apnea, atau henti nafas saat tidur.

Sleep apnea sudah lama kita ketahui sebabkan kualitas tidur penderitanya jadi buruk. Akibatnya walau sudah tidur cukup, pendengkur selalu bangun lelah dan terus mengantuk sepanjang hari. Kondisi mengantuk yang disebut hipersomnia ini tentu sebabkan seseorang jadi emosional, dan kurang peka terhadap kebutuhan pasangannya.

Beberapa penelitian di tahun 2010-2012 yang melibatkan pencitraan otak membuktikan bahwa pendengkur mengalami kerusakan pada bagian-bagian tertentu otak yang mengatur fungsi kemampuan kognitif dan emosional. Salah satunya adalah area yang mengatur kemampuan seseorang untuk menerima masukan, kemampuan mendengar. Dalam konteks hubungan percintaan: pengertian dan perhatian.

Masalah menjadi lebih kompleks, ketika libido turut menurun sebagai akibat dari sleep apnea.

Mendengkur bukan masalah remeh. Selain sebabkan hipertensi, gangguan jantung, diabetes hingga stroke bagi si pendengkur, pasanganlah yang sebenarnya menjadi korban.

Sebuah penelitian lain yang diterbitkan pada jurnal kedokteran SLEEP 2011 nyatakan bahwa kunci kebahagiaan perkawinan adalah istri yang tidur cukup. Tiga puluh lima pasangan dicatat pola tidurnya dengan actygraphy, lalu disurvei tentang suasana emosi pasangannya. Hasilnya, para istri yang terganggu tidurnya dilaporkan cenderung mengekspresikan emosi negatif oleh sang suami.

——————-

Kemesraan dan ranjang tak melulu harus dikaitkan dengan seks. Tidur yang selama ini dianggap episode tak aktif ternyata punya peranan besar. Tidur yang sehat, penting bagi kesehatan dan kebahagiaan setiap orang. Jika kesehatan tidur belum menjadi prioritas dalam kehidupan keluarga, sebaiknya Anda mulai dari sekarang.

Mengantuk Berlebihan

Kadang kala kita memang merasa lelah dan mengantuk. Setelah jam makan siang, kantuk berkunjung dan membuat kita menguap dan mengusap-usap mata. Tetapi sebagian dari kita ada yang amat sulit menahan kantuk. Bahkan kalau diperhatikan ia sepanjang hari bolak-balik menyeduh kopi dan merokok untuk sekedar mempertahankan kemampuan konsentrasi. Inilah mengantuk berlebihan!

Kantuk berlebihan, di AS dialami oleh 20% populasi, diketahui membuat kita lamban dan ceroboh. Tentu saja mengganggu performa di kantor, pekerjaan dan sekolah. Bahkan bagi pengendara, mengantuk adalah ancaman utama keselamatan di perjalanan.

Orang yang mengantuk juga cenderung agresif dan emosional. Tak heran jika kantuk pada siswa berhubungan dengan kenakalan di kelas. Atau penelitian yang sebutkan bahwa wanita yang cukup tidur akan menjamin kebahagiaan perkawinan. Ya, kesehatan tidur juga akan menentukan kesehatan emosi dan hubungan antar personal manusia.

Mengantuk Normal? Atau tidak?

Kantuk berbeda dengan fatigue (lelah). Fatigue adalah rasa lelah kehabisan tenaga hingga ingin beristirahat. Tapi istirahat dalam artian bukan tidur. Mengantuk berlebihan juga harus dibedakan dengan perasaan tertekan atau depresi. Mereka yang merasa tertekan tak mau melakukan aktivitas, bahkan yang sebelumnya menggembirakan.

Mengantuk berlebihan bukanlah penyakit tersendiri. Kantuk berlebih bisa disebabkan oleh banyak hal, atau bisa juga disebabkan oleh penyakit-penyakit tidur yang lebih serius.

Yang perlu dibedakan pertama kali adalah apakah kantuk ini bersifat normal atau patologis. Normal jika memang disebabkan oleh kurangnya durasi tidur. Masyarakat modern memang tak memprioritaskan tidur, konon demi produktivitas. Akibatnya kesehatan tidur tak diperhatikan. Selain mengorbankan waktu tidur, banyak kebiasaan-kebiasaan kita yang sebenarnya tak sehat bagi tidur. Koneksi internet, cahaya 24 jam, minuman berkafein, berolah raga di malam hari, dan lain-lain.

Sementara mengantuk yang tak normal adalah rasa kantuk yang masih ada walau tidur telah rutin cukup. Penyakit tidur yang bisa menyebabkan adalah sleep apnea, periodic limb movements in sleep atau narkolepsi. Sleep apnea paling banyak diderita namun diabaikan. Karena penderitanya hanya tahu dia bangun tak segar dan mengantuk berlebihan tanpa tahu apa yang ia alami sepanjang malam. Hanya dari orang lain, biasanya pasangan, ia tahu dirinya mendengkur. Sayangnya kebanyakan penderita tak mengaitkan kebiasaan ngorok dengan kantuk yang dialami.

Akibat Mengantuk

Apa pun penyebab mengantuk berlebihan, sebaiknya didiskusikan dengan dokter. Siapa tahu sakit kepala yang sering dialami berkaitan dengan kantuk. Peningkatan tekanan darah, atau penurunan daya tahan tubuh juga bisa disebabkan oleh mengantuk berlebihan.

Banyak orang akan dibantu untuk mengubah jadwal serta kebiasaan-kebiasaan tidurnya agar lebih sehat. Sementara sebagian lainnya memerlukan pemeriksaan medis yang lebih serius. Pemeriksaan di laboratorum tidur adalah salah satunya.

Kalau Anda merasa lamban, terus mengantuk, kurang produktif, hampir alami kecelakaan atau sering membuat kesalahan konyol, jangan cuma mengambil kopi dan terus “memaksakan” diri. Masa depan dan nyawa menjadi taruhannya. Bill Clinton sendiri mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang ia buat kebanyakan ia lakukan saat ia kelelahan. Bayangkan jika di pekerjaan Anda sampai dicap pemalas dan lamban. Atau dianggap tak bisa berkembang, kurang inovatif bahkan tak punya kreativitas. Kesehatan tidur akan menjamin produktivitas dan karir terus meningkat, karena tidurlah vitamin otak sesungguhnya.

Apalagi dalam konteks berkendara, dengan terus mengemudi saat mengantuk, kita bukan hanya membahayakan diri saja, keselamatan orang lain juga. Ingat saja berbagai kecelakaan fatal di media, hampir semua disebabkan oleh kantuk. Fakta dari Centers for Disease Control and prevention (CDC), AS, 1 dari 24 pengendara mengaku pernah tertidur di perjalanan.

Akibat mengantuk pada kesehatan juga tak main-main. Berbagai penelitian menghubungkan kantuk dengan buruknya kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mengantuk juga menyebabkan kegemukan dan obesitas. Bahkan tatalaksana tekanan darah tinggi yang dikenal dengan dokumen JNC7 sudah memasukan penyakit tidur sleep apnea sebagai salah satu penyebab utama hipertensi.

Waspada Mengantuk Berlebihan

Mengantuk berlebihan diderita luas namun banyak orang tak menyadarinya. Entah karena sudah terlalu lama diderita hingga dianggap biasa, atau karena konsumsi kafein sepanjang hari. Tapi mengantuk berlebihan nyata pengaruhi kesehatan, keselamatan dan kualitas hidup seseorang.

Perhatikan kesehatan tidur, biasakan juga untuk membicarakan kebiasaan tidur dengan dokter. Mengantuk berlebihan bukan kondisi yang normal, bukan juga kemalasan. Mengantuk berlebihan bisa diatasi, atau diobati. Sayang jika diabaikan begitu saja.

dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Tentang Tidur

Hal-hal yang seharusnya Anda tahu tentang tidur

Masyarakat modern semakin berkurang tidurnya. Penelitian Wehr telah membuktikan bahwa dalam lingkungan tanpa penunjuk waktu kita akan tidur 7-8 jam setiap malamnya. Sayangnya denyut kehidupan modern tak mengijinkan itu. Masyarakat terbiasa terpapar cahaya terang dan saling terhubung 24 jam tanpa henti. Bola lampu, listrik, komputer, internet hingga ponsel pintar adalah temuan-temuan manusia yang menggeser kebiasaan tidur kita.

Tapi kita masih butuh tidur! Berikut saya jabarkan sedikit pengetahuan tentang tidur.

  1. Tahukah Anda bahwa TIDUR adalah salah satu sains yang terbaru.

Hingga tahun 50-an saat tidur dianggap sebagai saat tak aktif. Tak ada yang terjadi saat tidur. Dokter pun beranggapan bahwa saat tidur adalah saat yang aman, karena pasiennya tampak tidur damai bebas dari rasa sakit. Tapi kenyataannya tidak demikian. Sejak ditemukannya tidur Rapid Eye Movements (REM), kita tahu bahwa gelombang otak tidur bisa sangat aktif seperti saat kita terjaga. Demikian juga dengan sumber penyakit. Ternyata banyak sumber penyakit yang disebabkan oleh berbagai penyakit tidur.

  1. Kurang tidur membuat Anda gemuk!

Ya, mengantuk ternyata membuat sistem metabolisme kita terganggu. Hormon-hormon yang mengatur nafsu makan berubah keseimbangannya hingga kita cenderung lapar. Celakanya secara otomatis kita mencari makanan yang manis dan asin. Ya, itu berarti kita bernafsu utk menikmati junk-food.

  1. Tidur adalah vitamin otak yang sesungguhnya.

Kemampuan otak sangat dipengaruhi oleh tidur. Kecerdasan, daya ingat, konsentrasi, ketelitian, kreativitas hingga kemampuan untuk menghitung dengan cepat hanya dibangun saat tidur. Proses tidur yang kompleks menentukan kualitas manusia. Mau tingkatkan produktivitas? Tidurlah yang sehat.

  1. Wanita yang cukup istirahat adalah wanita yang bahagia.

Penelitian membuktikan bahwa kurang tidur membuat wanita kurang bahagia. Kurang tidur dianggap lebih mengganggu dibandingkan faktor-faktor lain yang menyebabkan stres. Salah satu kunci pernikahan yang bahagia adalah wanita yang cukup tidur. Jadi, para suami, atasi kebiasaan mendengkur Anda.

  1. Tidur berkaitan dengan kanker.

Wanita yang tidur kurang dari 7 jam tiap harinya mempunyai risiko 47% lebih tinggi untuk menderita kanker payudara, walaupun ia orang yang sehat, menjaga diet dan berolah raga rutin. Bandingkan dengan wanita buta. Risiko mereka mengalami kanker payudara lebih rendah 50%. Karena paparan cahaya yang terbatas, tidur mereka pun lebih panjang dan teratur. Kadar hormon melatonin mereka pun didapati lebih tinggi, sedangkan estrogen lebih rendah.

 dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Atasi Dengkur “Sleep Apnea” Sehatkan Janin

Sebuah penelitian baru yang dilakukan di Australia menunjukkan bahwa mengatasi mendengkur pada ibu hamil, dengan gunakan continuous positive airway pressure (CPAP) akan menyehatkan janin.

Penelitian yang dilakukan oleh Colin Sullivan, Natalie Edwards, dan tim ini bertujuan untuk melihat efek CPAP pada ibu hamil yang mengalami preeclampsia dan pada janin yang dikandungnya.

Mendengkur dan Kehamilan

Mendengkur merupakan gejala dari sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Sleep apnea disebabkan oleh menyempitnya saluran nafas pada saat tidur hingga aliran udara terhambat. Gerakan nafas masih nampak namun akibat tersumbatnya saluran nafas, udara tak dapat lewat. Akibatnya terjadi penurunan kadar oksigen darah. Pada orang dewasa, sleep apnea merupakan penyebab utama meningkatnya tekanan darah, hipertensi. Ia juga menjadi penyebab berbagai gangguan jantung, peningkatan gula darah hingga stroke. Selain itu sleep apnea juga menurunkan kualitas hidup akibat kantuk berlebihan atau biasa disebut hipersomnia.

Wanita yang sedang hamil, memasuki kehamilan 20 minggu menjadi mendengkur dan berisiko menderita sleep apnea. Ini disebabkan oleh peningkatan berat badan dan membengkaknya saluran nafas akibat peningkatan hormon-hormon kehamilan.

Beberapa tahun belakangan ini banyak penelitian yang menunjukkan bahwa mendengkur pada ibu hamil meningkatkan risiko mengalami preeclampsia dan hipertensi pada kehamilan. Sementara ini diduga, sleep apnea menyebabkan preeclampsia lewat mekanisme yang sama dengan berkembangnya hipertensi pada orang dewasa tak hamil yang mendengkur.

Preeclampsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan kadar protein pada urine. Preeclampsia dialami oleh 5%-7% kehamilan, dan dapat menyebabkan gangguan perkembangan hingga kematian pada janin.

Dengkur Hilang, Janin Sehat

Mendengkur memang telah lama terbukti dapat menyebabkan preeclampsia. Namun efeknya pada janin belum banyak diteliti.

Colin Sullivan adalah penemu CPAP untuk mengatasi ngorok, sleep apnea. Ia bersama timnya ingin melihat efek perawatan mendengkur pada janin dengan cara merekam aktivitas janin lewat ultrasound. Semakin aktif gerak janin, semakin sehat pula janin tersebut.

Hasilnya gerak janin meningkat dari 319 pada saat mendengkur menjadi 592 setelah dengkur diatasi dengan CPAP. Pada saat ibu tidur mendengkur gerak janin menurun menjadi 7,4 perjam. Sementara saat ngorok diatasi dengan CPAP, aktivitas janin meningkat jadi 12,6 perjam.

Mendengkur ringan saja ternyata sudah memengaruhi aliran darah ke janin. Akhirnya janin berusaha melindungi diri dengan mengurangi aktivitasnya. Dengan gunakan CPAP, mendengkur akan hilang dan menormalkan asupan darah ke janin hingga janin pun kembali sehat.

Penelitian

Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal SLEEP Januari 2013 ini dibagi dalam 3 bagian. Pertama, aktivitas janin diamati dengan ultrasound pada 20 ibu hamil yang tak mendengkur. Lalu aktivitas janin juga direkam sepanjang malam pada 20 ibu dengan preeclampsia sedang-berat dan 20 ibu hamil normal. Hasilnya, gerak janin saat tidur pada kelompok yang menderita preeclampsia jauh lebih rendah (289) dibanding dengan yang normal (689).

Tahap selanjutnya gerakan janin pada 10 orang ibu dengan preeclampsia sedang-berat direkam selama dua malam. Malam pertama ibu dibiarkan mendengkur tanpa perawatan CPAP. Malam kedua dengkuran diatasi dengan CPAP. Hasilnya aktivitas janin membaik setelah dengkuran ibu diatasi.

Mendengkur atau ngorok pada kehamilan tak dapat dianggap sepele lagi. Dengkuran ringan saja ternyata sudah memiliki risiko terhadapa kesehatan ibu dan calon bayi nantinya. Penelitian ini telah membuktikan bahwa penanganan mendengkur memperbaiki kesehatan janin.

dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Tulisan ini dibuat untuk mengenang Dr. Natalie Edwards, pelopor penelitian kedokteran tidur, khususnya tentang mendengkur, dan kesehatan tidur pada wanita.

Kantuk yang Membunuh

Kecelakaan lalu lintas sering berakibat fatal. Baru-baru ini sebuah mobil bekecepatan tinggi menabrak mobil di depannya hingga pintu terbuka dan menewaskan 2 nyawa. Berdasarkan berbagai berita di media, dikatakan bahwa pengendara dalam kondisi mengantuk. Sungguh menyedihkan.

Tidur yang sehat dalam konteks berkendara merupakan dasar keselamatan. Karena kualitas-kualitas yang menentukan kemampuan untuk berkendara dibangun, dirawat dan disegarkan hanya saat tidur. Mengantuk merupakan tanda seseorang tidak layak untuk berkendara!

Mengendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya dengan mengendara dalam kondisi mabuk. Jangan tunggu tertidur, mengantuk saja sudah berbahaya. Saat mengantuk kemampuan konsentrasi, kewaspadaan, serta refleks jadi buruk.

Data

Powell dan kawan-kawan di tahun 2001 menyatakan dalam penelitiannya bahwa mengendara dalam kondisi mengantuk sama bahayanya dengan mengendara dengan kadar alkohol 0,8 (batas kadar alkohol legal untuk berkendara).

The American Automobile Association (AAA) memperkirakan 1 dari 6 kecelakaan lalu lintas mematikan dan 1 dari 8 kecelakaan yang menyebabkan perlu dirawat di RS, disebabkan oleh kantuk! Di Indonesia, data Operasi Ketupat 2011 mencatat penyebab kecelakaan akibat kendaraan tak layak adalah 449 kejadian, jalan tak layak 387 kejadian, sementara kecelakaan yang diakibatkan oleh pengendara yang mengantuk adalah 1018!

Angka yang fantastis, namun tampaknya masih diabaikan di Indonesia. Kenapa? Karena kita belum meletakkan kesehatan tidur sebagai salah satu prioritas kehidupan kita. Kesehatan tidur masih diabaikan. Padahal kecelakaan akibat kantuk apalagi menyebabkan kematian, amatlah sia-sia. Kantuk bisa dicegah dan diatasi dengan cara yang benar!

Kebutuhan Tidur

Semua orang butuh tidur. Kita tak dapat berfungsi baik tanpa tidur yang cukup.

Kebutuhan tidur manusia dibagi berdasarkan kelompok umur. Dewasa butuh sekitar 7-8 jam tidur setiap harinya. Sementara remaja hingga usia pertengahan 20 masih membutuhkan 8,5-9,25 jam tidur sehari! Sesuatu yang amat sulit dicapai mengingat denyut kehidupan modern saat ini. Tak heran jika kelompok usia dewasa muda adalah kelompok yang paling kekurangan tidur dan paling tinggi angka kecelakaannya.

Kurang tidur jelas membuat kita mengantuk. Tetapi karena adanya jam biologis di otak kita, ada jam-jam tertentu yang membuat kita mengantuk walaupun sudah cukup tidur, misalkan pada jam setelah makan siang atau jam pagi buta dimana matahari baru akan terbit. Kondisi kurang tidur akan melipat gandakan kantuk pada jam-jam tersebut. Pack dan kawan-kawan di tahun 1995 mencatat bahwa kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada jam-jam tadi.

Aktivitas yang menyenangkan akan menutupi rasa kantuk. Tetapi kondisi mengantuk sebenarnya tetap ada. Kantuk akan datang menyergap begitu aktivitas bersifat monoton atau membosankan. Mengendara di jalan lurus yang lapang merupakan aktivitas yang monoton. Jadi bukan kebosanan yang membuat mengantuk, kantuknya sudah ada hanya saja tak muncul ketika aktivitas sedang tinggi.

Kantuk Berlebihan

Tak ada yang disebut dengan kebanyakan tidur. Yang ada adalah kantuk berlebihan walau durasi tidur sudah cukup. Ini disebut dengan hipersomnia. Penderitanya tetap mengantuk walau sudah cukup tidur. Kondisi seperti ini tentu akan membahayakan bagi orang yang pekerjaannya mengendara, di menara kontrol bandar, pengawas di reaktor nuklir dan lain-lain.

Penyebab hipersomnia adalah gangguan-gangguan tidur seperti periodic limb movements in sleep, narkolepsi dan yang paling sering adalah sleep apnea atau ngorok.

Jangan remehkan mendengkur. Ia bertaruh nyawa dalam tidurnya karena episode henti nafas yang ia alami selama tidur. Penderita sleep apnea selalu mengantuk walau durasi tidurnya cukup. Tak heran jika di beberapa negara Eropa pendengkur yang belum dirawat henti nafasnya dilarang untuk berkendara.

Cegah & Atasi Mengantuk

Mengantuk bisa kita cegah. Mudah kok, kita hanya perlu meningkatkan prioritas tidur dalam jadwal sehari-hari kita.

Minuman penambah energi, kafein atau nikotin bukanlah jawaban yang tepat. Karena zat-zat ini hanyalah menunda kantuk, otak yang sudah lelah tetap kehilangan kemampuannya. Ada saatnya kita membutuhkan stimulan, dan ada caranya. Bukan asal mengantuk kita lalu menenggak kopi. Kafein akan bekerja setelah 30 menit. Jadi idealnya saat berkendara jarak jauh dan mengantuk, kita berhenti dulu. Minum kafein atau minuman penambah energi, lalu tidur selama 20-30 menit. Saat bangun, kita mendapatkan manfaat kebugaran tidur dan kesegaran kafein.

Tak ada satu zat pun di dunia yang dapat menggantikan efek restoratif tidur.

Jika tetap mengantuk setelah tidur cukup, mungkin menderita gangguan tidur yang sebabkan hipersomnia, kantuk berlebihan. Periksakan diri ke dokter dan atasi hipersomnia ini. Orang dengan hipersomnia yang sudah parah akan tetap mengantuk walau sudah konsumsi kafein. Jangan mengendara sampai dinyatakan dokter ahli aman untuk berkendara.

dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Tanda-tanda Kantuk Membahayakan:

  • Sulit berkonsentrasi pada jalan, dan mulai mengerjapkan mata berulang kali.

  • Mulai keluar jalur.

  • Mengendara dengan menyandarkan kepala.

  • Seolah melamun, dan melupakan perjalanan selama 10-15 menit yang telah lewat.

  • Merasa lelah, mudah tersinggung dan agresif.

Mencegah Kantuk:

  • Cukupi kebutuhan tidur setiap hari (7-9 jam sehari).

  • Tak perlu terburu-buru di jalan.

  • Untuk perjalanan jarak jauh, usahakan ada teman untuk diajak berbincang atau bahkan bergantian.

  • Istirahat setiap 2 jam.

  • Jika mengantuk, berhenti sejenak, minum kopi atau minuman penambah energi, lalu tidur. Setelah bangun baru lanjutkan perjalanan.

  • Kantuk berlebihan dan mendengkur? Segera periksakan diri.

Mengatasi Mendengkur Memperbaiki Kemampuan Otak

Mendengkur telah diketahui menjadi tanda dari sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal kedokteran SLEEP ungkapkan efek pengobatan ngorok pada kemampuan kognitif dan mental manusia.

Sleep Apnea

Mendengkur sering kali diselingi oleh henti nafas saat tidur. Henti nafas terjadi akibat saluran nafas yang menyempit saat tidur. Akibatnya, walau gerak nafas masih ada, udara tak ada yag bisa masuk ataupun keluar. Biasanya penderita akan tampak sesak dalam tidurnya.

Akibat sesak, mekanisme pengaman tubuh akan membangunkan otak sejenak tanpa terjaga. Lalu diikuti dengan episode seolah tersedak atau batuk-batuk. Walau terbangun-bangun sepanjang malam, penderita tak menyadari. Ia hanya merasa bangun tak segar walau tidur sudah cukup.

Efek lain dari henti nafas saat tidur tentu berkurangnya kadar oksigen dalam darah. Kadar oksigen dan karbondioksian terus naik dan turun selama tidur. Kadang kala bahkan sampai membahayakan nyawa.

Dengkur Rusak Otak

Sleep apnea telah diketahui menyebabkan hipertensi, diabetes, penyakit jantung hingga stroke dan kematian. Namun mendengkur juga mengganggu kemampuan otak manusia.

Kemampuan kognitif-mental dan emosional penderita sleep apnea jelas terganggu. Kantuk berlebihan yang dialami jelas menurunkan konsentrasi, ketajaman analisa, daya ingat dan ketelitian. Emosi pun turut terganggu. Bayangkan saja, misalkan diri kita hanya tidur 2-3 jam di malam hari, bagaimana rasanya di pagi hari? Begitu juga yang dirasakan penderita sleep apnea setiap hari.

Dua penelitian di tahun 2008 dan 2009 sudah membuktikan lewat pencitraan otak bagaimana mendengkur merusak beberapa bagian otak. Terutama bagian-bagian yang bertanggung jawab pada kemampuan pengambilan keputusan, daya ingat dan emosi.

Penelitian selanjutnya dengan MRI juga buktikan bahwa wanita yang mendengkur mengalami kerusakan lebih parah dibanding pria. Efeknya pada kecenderungan depresi dan kecemasan juga didapati lebih tinggi dibandingkan pria.

Efek Perawatan

Kelompok peneliti dari Stanford menjalankan the Apnea Positive Pressure Long-term Efficacy Study (APPLES) yang ambisius. Penelitian yang dipimpin Clete Kushida ini ingin melihat efek perawatan sleep apnea dalam jangka panjang. Selama 6 bulan 1098 peserta diikuti dan diteliti.

Pendengkur menjalani pemeriksaan di laboratorium tidur. Yang terdiagnosa positif alami henti nafas saat tidur diberikan perawatan dengan gunakan continuous positive airway pressure (CPAP). CPAP adalah sebuah alat yang dihubungkan ke masker hidung pendengkur untuk mengatasi henti nafasnya. Suara dengkuran otomatis juga hilang dengan gunakan CPAP ini.

Setelah gunakan CPAP selama 2 bulan dan 6 bulan, para pasien ini diperiksa kemampuan kognitif-mental nya. Yang dites adalah kemampuan konsentrasi, kemampuan belajar dan daya ingat.

Hasilnya CPAP secara obyektif maupun subyektif, mengurangi rasa kantuk berlebihan yang dikeluhkan pendengkur.

Kemampuan untuk mengambil keputusan dan fungsi-fungsi lobus frontal otak didapati membaik setelah penggunaan CPAP selama 2 bulan. Sedangkan kemampuan konsentrasi dan belajar didapati tak mengalami perubahan setelah 6 bulan.

Tim peneliti menyimpulkan, terdapat hubungan yang kompleks antara sleep apnea dan kemampuan kognitif-mental. Tak banyak perbaikan yang ditemukan sekali bagian-bagian tertentu otak sudah alami gangguan. Untuk itu para ahli menekankan pentingnya penanganan mendengkur sesegera mungkin sebagai pencegahan kerusakan lebih lanjut.

dr. Andreas Prasadja, RPSGT