Jam Masuk Sekolah Terlalu Pagi Tingkatkan Resiko Kecelakaan dan Turunkan Kualitas Remaja

Jam masuk sekolah lebih pagi terbukti meningkatkan risiko kecelakaan pada remaja. Ini adalah hasil dari penelitian para ahli kesehatan tidur yang membandingkan dua daerah di negara bagian Virginia yang memiliki jam masuk sekolah yang berbeda.

Daerah Chesterfield sekolah tingkat SMU dimulai pukul 7:20, sementara di daerah Henrico mukai pukul 8:45 pagi.

Selama tahun ajaran 2009-2010, dari setiap 1.000 pengemudi usia 16-18 tahun, terdapat 49 kecelakaan di Chesterfield, sementara di daerah Henrico hanya terdapat 38 kecelakaan. Di tahun ajaran berikutnya didapati hasil yang sama.

Penelitian yang dimuat di Journal of Clinical Sleep Medicine edisi November 2014 ini juga mencatatkan bahwa dalam dua tahun tersebut terdapat total 707 kecelakaan di Henrico, sedangkan di Chesterfield 1.024.

Sejalan dengan data tersebut WHO juga mengumumkan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh terbesar ketiga, setelah penyakit jantung koroner dan TBC. Korban kecelakaan di usia produktif mencapai 67%. Sekitar 400.000 korban meninggal berusia dibawah 25 tahun, dengan prevalensi rata-rata 1.000 kematian remaja setiap harinya.

Polri menegaskan bahwa faktor utama penyebab kecelakaan adalah kelalaian manusia. Tapi apa yang menyebabkan para remaja ini lalai dan tak waspada saat berkendara? Kantuk!

Mengantuk

Mengendara dalam kondisi mengantuk sama dengan mengendara saat mabuk. Kondisi mengantuk merupakan hal sederhana yang sebenarnya dapat dengan sangat mudah dicegah. Caranya? Tidur cukup!

Tapi bagi para remaja, tak mudah untuk mencukupi kebutuhan tidurnya. Jadwal aktivitas, perubahan hormonal hingga pergeseran jam biologis menyulitkan bagi remaja-remaja ini memenuhi kebutuhan tidurnya.

Jam biologis dan jadwal sosial perlu disesuaikan. Salah satunya dengan menyesuaikan jam masuk sekolah.

Mundurkan Jam Masuk Sekolah

Selama dua dekade terakhir para ahli telah sepakat bahwa usia remaja-dewasa muda memiliki sistem tidur yang berbeda. Tak seperti orang tuanya yang mulai mengantuk di pukul 21:00, mereka malah cenderunga aktif penuh vitalitas. Usia dewasa muda, baru mengantuk setelah lewat jam 23:00. Padahal mereka masih butuh 9 jam tidur seharinya. Menurut data dari National Sleep Foundation, sekitar 75% remaja hanya tidur sekitar 6 jam seharinya.

Tapi bukan itu saja, berbagai penelitian tunjukkan bahwa remaja baru benar-benar ‘bangun’ untuk belajar setelah lewat pukul 9:00 pagi. Coba perhatikan para remaja kita, atau di saat kita masih remaja dulu. Pelajaran pertama tak ada yang menarik bukan? Bukan karena malas, tetapi jam masuk sekolah yang tak sesuai dengan detak jam biologis tubuh yang jadi penyebab.

Tim peneliti kesehatan tidur remaja yang dikepalai Mary Carskadon telah membuktikan bahwa dengan memundurkan jam masuk sekolah, prestasi akademis, kesehatan dan kebugaran siswa meningkat tajam. Tapi bukan itu saja, dengan memundurkan jam masuk sekolah ke jam 8:30 pagi angka kenakalan remaja serta angka kecelakaan lalu lintas merosot tajam.

Anak-anak, pemuda Indonesia adalah tenaga pendorong kemajuan bangsa. Sudah sepantasnya mereka mendapatkan yang terbaik. Agar kualitas anak-anak bangsa maksimal, kita harus mulai dari memerhatikan kesehatan tidurnya. Karena hanya saat tidurlah kualitas manusia, dari kemampuan otak, kesehatan hingga stabilitas emosionalnya dijaga.

Majukan Indonesia, majukan kesehatan tidur remaja, mundurkan jam masuk sekolah.

Bukan Dengkuran Biasa

Mendengkur sepertinya sudah lazim dianggap sebagai tidur yang pulas. Bahkan di antara sahabat suara ngorok jadi semacam candaan. Tapi jangan salah, orang yang tidur mendengkur bisa jadi bertaruh nyawa dalam tidurnya. Pendengkur juga rendah produktivitas dan dapat membahayakan lingkungan kerja serta keselamatan berkendara.

Sleep Apnea

Saat tidur saluran nafas pendengkur rileks hingga menyempit dan menciptakan getaran sepanjang saluran nafas atas. Ini yang sebabkan suara dengkuran. Tetapi tahap lanjutannya yang berbahaya. Saluran nafas bisa tersumbat sama sekali hingga udara tak ada yang lewat. Jadi walau ada gerakan nafas, tak ada udara yang lewat. Pada saat ini dengkuran tiba-tiba hilang. Seolah sesak tiba-tiba penderita terbangun dan menimbulkan suara keras untuk mengambil nafas. Refleks bangun singkat ini tak disadari pendengkur, setelahnya ia tertidur kembali dengan pulas.

Sepanjang malam pendengkur bisa terbangun-bangun puluhan kali tanpa sadar. Akibatnya di pagi hari ia merasa tak segar dan terus mengantuk di siang hari, walau ia tidur cukup. Kondisi ini disebut hipersomnia, atau kantuk berlebihan walah tidur sudah cukup. Jangan cap orang yang tidur ngorok sebagai pemalas. Mereka alami kantuk berlebihan, dan sangat berbahaya jika harus mengoperasikan alat berat atau berkendara.

Kesehatan

Sedari awal sejarahnya, sleep apnea justru ditemukan pada penderita hipertensi yang mengalami kantuk berlebihan. Lalu dengan berbagai penelitian yang dilakukan kini kita telah mengetahui bagaimana mendengkur ternyata jauh lebih berbahaya.

Sleep apnea memberikan tekanan luar biasa pada sistem kardiovaskular dan metabolisme kita. Efek naik turunnya oksigen sepanjang malam dan kerja jantung yang meningkat pada saat tidur berperan besar munculnya berbagai penyakit jantung. Beberapa penelitian bahkan mengaitkan dengkuran dengan daya tahan tubuh terhadap pertumbuhan sel-sel kanker.

Saat ini mendengkur telah dinyatakan sebagai penyebab hipertensi, berbagai penyakit jantung, diabetes, obesitas, stroke, gangguan kehamilan hingga disfungsi seksual.

Keselamatan

Kantuk berlebih yang diakibatkan sleep apnea juga tak dapat dianggap remeh. Peraturan di Inggris sudah menyatakan bahwa pendengkur yang belum dirawat tak boleh berkendara. Surat Ijin Mengemudi penderita ditahan oleh dinas lalu lintas hingga dinyatakan sehat kembali oleh dokter ahli kesehatan tidur.

Awal Desember 2013 sebuah kereta melenceng keluar dari rel di New York, AS. Kecelakaan ini menyebabkan kematian 4 orang dan melukai puluhan lainnya. Dalam penyidikan selanjutnya, masinis diketahui menderita sleep apnea. Setelah gunakan CPAP selama 30 hari, ia menyatakan merasa lebih bugar dan berenergi dibanding sebelumnya. Rasa yang telah lama hilang dari hidupnya, bahkan saat bangun pagi.

Ya berkendara dalam keadaan mengantuk sama bahaya dengan mabuk. Itula sebabnya Federation of Aviation Administration (FAA), AS, mensyaratkan agar para pilot menjalani pemeriksaan tidur di laboratorium tidur setidaknya setahun sekali. Peraturan yang sama akan diberlakukan bagi pengemudi truk di Amerika dalam waktu dekat.

Dengkur?

Pendengkur dapat memeriksakan dirinya ke klinik-klinik gangguan tidur yang kini mulai banyak terdapat di berbagai rumah sakit besar di Indonesia. Ada pemeriksaan unik yang harus dijalani, pemeriksaan tidur. Pemeriksaan tidur di laboratorium tidur, yang menggunakan alat bernama polisomnografi, merupakan pemeriksaan standar untuk mendiagnosis sleep apnea. Jangan bayangkan laboratorium tidur itu seperti ruang rumah sakit yang penuh alat menyeramkan. Sebaliknya laboratorium tidur harus utamakan kenyamanan agar penderita bisa tidur.

Perawatan sleep apnea bisa dilakukan dengan tiga cara tergantung hasil pemeriksaan. Dengan menggunakan alat bantu di mulut, continuous positive airway pressure (CPAP) atau lewat pembedahan. Pendengkur yang telah menggunakan CPAP akan menurun risikonya untuk menderita penyakit jantung koroner hingga 37%. Sementara risiko stroke dapat turun 56%.

Sebelum berkesempatan memeriksakan diri, coba dulu beberapa tips berikut:

  • Tidur dalam posisi miring.
  • Hindari rokok dan alkohol.
  • Turunkan berat badan.
  • Tinggikan bantal hingga posisi tidur setengah duduk.
  • Jaga jadwal tidur teratur dan cukup.

Kesehatan, kebugaran, keselamatan dan produktivitas tak dapat hanya ditingkatkan dengan menjaga keseimbangan nutrisi dan olah raga. Perhatikan kesehatan tidur.

Jika Anda jumpai kerabat atau sahabat yang mendengkur, peringatkan. Anda telah selamatkan nyawanya!

Persiapan Mudik, Persiapkan Tidur

Setiap hari kita menyerahkan hidup pada orang lain. Nyawa kita percayakan pada para supir, masinis, pilot, pengatur lalu lintas, dan petugas-petugas lainnya. Pada mereka-mereka ini kita serahkan hidup dan keselamatan di perjalanan. Sudah sepantasnya kesiapan pengendara diperhatikan juga, apalagi sebentar lagi jutaan orang akan bergerak kembali ke kampung halaman menjelang Hari Raya.

Keselamatan Berkendara

Kita boleh persiapkan kendaraan sedemikian sempurna, tetapi bagaimana dengan kesiapan diri sebelum berkendara? Sering kali masih diremehkan. Selama masih ada kafein dan minuman penambah energi semua seolah semua bisa diatasi. Sayang, ini salah besar!

Semua orang tahu bahwa mengantuk berbahaya saat berkendara. Tetapi mengantuk yang bagaimana? Tertidur? Mengantuknya saja sudah berbahaya, apalagi sampai tertidur.

Berkendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya dengan berkendara dalam kondisi mabuk.

Kecelakaan terjadi akibat kelalaian, kecerobohan, tak berhati-hati dan kurang konsentrasi. Tahu tidak, semuanya disebabkan oleh kantuk! Sayangnya mengantuk masih luput dari perhatian orang banyak.

Operasi Ketupat 2013, dilaporkan bahwa penyebab kecelakaan: 420 jarak antar kendaraan terlalu dekat, 332 karena melanggar batas kecepatan dan 623 kejadian akibat pengendara yang MENGANTUK. Sementara di AS, National Sleep Foundation melaporkan bahwa sepetiga kecelakaan lalu lintas berakibat fatal, disebabkan oleh kantuk.

Atasi Kantuk

Mengantuk merupakan tanda tidak tercukupinya tidur. Kantuk sebenarnya sama dengan rasa haus saat kita kekurangan cairan atau lapar saat tubuh butuh asupan makanan. Jadi ketika kita mengantuk, artinya kita butuh tidur.

Satu-satunya cara mengatasi kantuk adalah dengan tidur. Untuk itu kita harus pintar-pintar mengatur tidur. Mulai persiapkan perjalanan jauh sejak seminggu sebelum berangkat. Tak ada persiapan rumit, hanya tidur cukup secara teratur. Itu saja.

Segala stimulan seperti kafein atau minuman-minuman penambah energi hanyalah penunda kantuk. Ia tak dapat mengembalikan kemampuan otak yang telah lelah.

Tapi kafein dan minuman penambah energi tetap bisa membantu di perjalanan jauh. Hanya saja ketahui cara konsumsinya. Kenali bahwa kafein baru bekerja setelah 30 menit dikonsumsi. Jadi ketika mengantuk di tengah perjalanan, hentikan kendaraan dahulu. Cari tempat istirahat yang nyaman. Minum kopi, lalu sempatkan tidur sekitar 20-30 menit. Dengan demikian kita mendapatkan manfaat tidur dan bangun tepat saat kafeinnya bekerja. Perjalanan pun akan jadi lebih nyaman.

Kantuk Berlebihan

Bagaimana jika seseorang masih terus mengantuk walau sudah tidur cukup. Pemala? Bukan, ini sebuah kondisi yang disebut hipersomnia, atau kantuk yang berlebihan.

Kantuk yang berlebihan merupakan gejala dari beberapa penyakit tidur, seperti sleep apnea (mendengkur), periodic limb movements in sleep atau narkolepsi. Untuk mendiagnosis secara tepat, dibutuhkan dokter dengan keahlian dibidang kedokteran tidur.

Kondisi kantuk yang berlebihan merupakan kasus yang serius. Di Inggris pendengkur ditahan surat ijin mengemudinya sampai dinyatakan sehat kembali oleh dokter.

Di Amerika baru-baru ini terjadi insiden kecelakaan kereta di New York yang menewaskan 4 orang dan 63 lain terluka. Saat menikung kereta meluncur terlalu cepat hingga keluar dari rel. Setelah menjalani penyelidikan, didapai bahwa masinis mengantuk dan menderita sleep apnea. Masinis tersebut adalah seorang pendengkur yang belum dirawat sleep apnea-nya hingga ia terus mengantuk walau sudah tidur cukup. Bergelas-gelas kafein pun tak cukup untuk menjaga keterjagaannya.

Akibat dari kecelakaan ini, kebutuhan akan pemeriksaan kesehatan tidur pada para pengendara kembali mencuat. Setelah Pilot yang harus menjalani pemeriksaan tidur di laboratorium tidur setahun sekali, kini diusulkan agar para pengendara bus, masinis, bahkan para pengatur lalu lintas di menara bandar udara untuk menjalani pemeriksaan yang sama setiap tahunnya.

Tanda-tanda kantuk mulai membahayakan:

  • Kehilangan konsentrasi, sering mengerjapkan mata atau mata terasa berat.

  • Pikiran menerawang.

  • Sulit mengingat apa-apa yang telah dilewati; atau melewatkan beberapa rambu atau lampu merah.

  • Berulang kali menguap dan mengusap-usap mata.

  • Sulit menjaga kepala dalam posisi tegak.

  • Melenceng dari jalur, dan melanggar marka-marka jalan.

  • Merasa lelah dan mudah terpancing emosi.

Apakah Anda beresiko? Sebelum berkendara, periksa apakah Anda:

  • Kurang tidur atau lelah (tidur kurang dari 6 jam akan meningkatkan resiko hingga tiga kali lipat.)

  • Menderita insomnia, kualitas tidur yang buruk (OSA), atau menanggung banyak hutang tidur.

  • Mengendara jarak jauh tanpa jeda istirahat yang cukup.

  • Mengendara pada jam-jam biasanya tidur.

  • Mengonsumsi obat-obatan yang membuat kantuk (antihistamin, antidepresan atau obat flu.) 

  • Bekerja lebih dari 60 jam seminggu (meningkatkan resiko hingga 40%.)

  • Mengerjakan dua pekerjaan sekaligus dan pekerjaan utamanya adalah pekerjaan dengan shift malam.

  • Minum minuman beralkohol (walaupun hanya sedikit.)

  • Mengendara sendirian atau melewati jalan yang panjang, sepi dan membosankan.

 

Sebelum mengendara seorang pengemudi sebaiknya:

  • Tidur yang cukup. Pada orang dewasa 7,5-8,5 jam, sedangkan pada remaja atau dewasa muda 8,5-9,25 jam.

  • Untuk perjalanan jauh, usahakan jangan berkendara sendirian. Teman seperjalanan dapat membantu melihat tanda-tanda kantuk dan dapat menggantikan untuk sementara waktu. Penumpang juga sebaiknya tidak tidur dan terus mengobrol dengan pengendara.

  • Ketika merasa lelah sebaiknya hentikan kendaraan, minum kafein, lalu beristirahatlah sejenak. Setelah tidur 20-30 menit kita bangun segar, dan kafein juga persis mulai bekerja, hingga kemampuan mengendara kembali efektif.

  • Hindari alkohol dan obat-obatan yang menyebabkan kantuk.

  • Berkonsultasilah pada dokter atau klinik gangguan tidur jika mengalami kantuk berkepanjangan, sulit tidur di malam hari dan/atau tidur mendengkur.

Puasa Lancar dengan Tidur yang Sehat

Ibadah puasa membawa berkah. Tentu kita tak mau jika ibadah terganggu akibat jatuh sakit, musibah atau ketidak nyamanan lain. Menjaga kesehatan secara menyeluruh jadi penting. Tahukah Anda bahwa kesehatan tidur sangat mempengaruhi ibadah puasa kita? Berikut saya berikan beberapa point penting dari sisi kesehatan tidur agar ibadah puasa lancar.

Tidur Sehat

Tidur yang sehat sama pentingnya bagi kesehatan seperti menjaga nutrisi dan berolah raga. Mengabaikan kesehatan tidur akan berakibat buruk bagi keselamatan, kesehatan dan produktivitas. Sayangnya banyak sekali contoh di keseharian kita yang menunjukkan bagaimana masyarakat kita masih mengabaikan kesehatan tidur.

Lihat saja bagaimana iklan-iklan di media yang menunjukkan berbagai produk yang membuat seseorang lebih “melek”. Bukan berarti produk-produk suplemen atau penambah energi tersebut buruk. Tetapi coba lihat lebih dalam, para produsen ini melihat adanya peluang pasar yang besar pada masyarakat Indonesia yang mengantuk!

Perhatikan juga bagaimana di minggu awal berpuasa, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Kenapa? Sederhana saja, kantuk. Akibat tubuh yang belum terbiasa dengan perubahan pola tidur, banyak orang mengantuk saat berkendara. Padahal para ahli telah membuktikan bahwa mengendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya dengan kondisi mabuk.

Keselamatan

Kesiapan kendaraan memang penting, tetapi kesiapan pengendaralah yang sebenarnya paling penting! Sebelum berkendara ke tempat kerja, pastikan Anda tidak dalam keadaan mengantuk. Jika mengantuk, ambil waktu untuk tidur dulu. Atau jauh lebih aman gunakan saja kendaraan umum.

Saat akan berkendara pulang. Istirahat dulu 15 menit, atau gunakan kendaraan umum jika mengantuk. Berbuka puasa bersama keluarga tercinta memang tak tergantikan, tetapi tiba di rumah dengan selamat jauh lebih penting!

Data kecelakaan pada Operasi Ketupat 2013 menunjukkan bahwa 420 kecelakaan disebabkan oleh tidak menjaga jarak antar kendaraan, 332 akibat melanggar batas kecepatan dan 623 disebabkan oleh pengendara yang mengantuk. Kantuk masih menjadi penyebab kecelakaan terbesar.

Bahaya kantuk saat berkendara ada di depan mata tapi masih kita abaikan. Saat berkendara dan mengantuk, kita malah meningkatkan kecepatan. Tak jarang kita juga merasa tanggung, 10 menit lagi sampai. Tetapi bencana bisa terjadi sewaktu-waktu. Bahaya kantuk bukan saja tertidur. Bahaya kantuk sesungguhnya terletak pada menurunnya konsentrasi, kewaspadan dan respons refleks. Ketiganya merupakan syarat kemampuan dasar berkendara yang aman.

Kesehatan

Kondisi kurang tidur telah diketahui akan mendorong perubahan hormonal yang akan memicu reaksi berantai yang buruk bagi kesehatan.

Saat kekurangan tidur, tubuh akan bereaksi dengan meningkatkan hormon ghrelin dan menekan leptin. Ghrelin fungsinya meningkatkan nafsu makan sedangkan leptin berperan dalam menekan nafsu makan. Akibatnya nafsu makan seolah tak terbendung. Di otak juga terjadi berbagai perubahan yang mendorong seseorang untuk mencari makanan yang bersifat asin, manis dan gurih. Akibatnya saat berbuka seseorang jadi cenderung “balas dendam”. Catatan khusus bagi penderita diabetes.

Kurang tidur juga diketahui membuat tubuh berada dalam kondisi “stress”. Akibatnya metabolisme pun turut terganggu. Respons tubuh akan secara otomatis meningkatkan tekanan darah dan kekentalan darah. Resiko penyakit jantung dan pembuluh darah tentu jadi meningkat.

Produktivitas

Lemas saat berpuasa, apa benar akibat berkurangnya asupan gizi? Belum tentu. Coba saja tambahkan jam tidur, apakah masih akan selemas itu?

Perubahan pola tidurlah yang sebabkan seseorang jadi lemas dan kurang bersemangat. Ketahuilah bahwa penambahan suplemen di saat sahur tentu bermanfaat. Kita lebih segar dan bugar. Tapi berbagai suplemen ini tak ada yang dapat menggantikan efek restoratif tidur. Kemampuan otak tetap akan melemah seiring dengan semakin berkurangnya tidur.

Ingin tetap produktif saat berpuasa? Perhatikan kesehatan tidur!

Sehat Berpuasa

Selain menjaga asupan gizi, jaga juga kesehatan tidur. Perlahan majukan jam tidur di malam hari. Terutama bagi para ibu yang harus bangun paling awal untuk menyiapkan santapan sahur. Di siang hari, ketika ada waktu, sempatkan untuk beristirahat. Buat suasana yang nyaman dan gelap untuk tidur siang.

Bagi yang bekerja, manfaatkan waktu istirahat siang untuk beribadah dan tidur siang. Dengan demikian kita bangun segar dan dapat lebih produktif mengerjakan tugas-tugas. Hingga menjelang pulang kita akan tetap cekatan namun tenang tak mudah terpancing emosi.

Selamat menyambut bulan suci Ramadhan.

Mengantuk Berlebihan

Kadang kala kita memang merasa lelah dan mengantuk. Setelah jam makan siang, kantuk berkunjung dan membuat kita menguap dan mengusap-usap mata. Tetapi sebagian dari kita ada yang amat sulit menahan kantuk. Bahkan kalau diperhatikan ia sepanjang hari bolak-balik menyeduh kopi dan merokok untuk sekedar mempertahankan kemampuan konsentrasi. Inilah mengantuk berlebihan!

Kantuk berlebihan, di AS dialami oleh 20% populasi, diketahui membuat kita lamban dan ceroboh. Tentu saja mengganggu performa di kantor, pekerjaan dan sekolah. Bahkan bagi pengendara, mengantuk adalah ancaman utama keselamatan di perjalanan.

Orang yang mengantuk juga cenderung agresif dan emosional. Tak heran jika kantuk pada siswa berhubungan dengan kenakalan di kelas. Atau penelitian yang sebutkan bahwa wanita yang cukup tidur akan menjamin kebahagiaan perkawinan. Ya, kesehatan tidur juga akan menentukan kesehatan emosi dan hubungan antar personal manusia.

Mengantuk Normal? Atau tidak?

Kantuk berbeda dengan fatigue (lelah). Fatigue adalah rasa lelah kehabisan tenaga hingga ingin beristirahat. Tapi istirahat dalam artian bukan tidur. Mengantuk berlebihan juga harus dibedakan dengan perasaan tertekan atau depresi. Mereka yang merasa tertekan tak mau melakukan aktivitas, bahkan yang sebelumnya menggembirakan.

Mengantuk berlebihan bukanlah penyakit tersendiri. Kantuk berlebih bisa disebabkan oleh banyak hal, atau bisa juga disebabkan oleh penyakit-penyakit tidur yang lebih serius.

Yang perlu dibedakan pertama kali adalah apakah kantuk ini bersifat normal atau patologis. Normal jika memang disebabkan oleh kurangnya durasi tidur. Masyarakat modern memang tak memprioritaskan tidur, konon demi produktivitas. Akibatnya kesehatan tidur tak diperhatikan. Selain mengorbankan waktu tidur, banyak kebiasaan-kebiasaan kita yang sebenarnya tak sehat bagi tidur. Koneksi internet, cahaya 24 jam, minuman berkafein, berolah raga di malam hari, dan lain-lain.

Sementara mengantuk yang tak normal adalah rasa kantuk yang masih ada walau tidur telah rutin cukup. Penyakit tidur yang bisa menyebabkan adalah sleep apnea, periodic limb movements in sleep atau narkolepsi. Sleep apnea paling banyak diderita namun diabaikan. Karena penderitanya hanya tahu dia bangun tak segar dan mengantuk berlebihan tanpa tahu apa yang ia alami sepanjang malam. Hanya dari orang lain, biasanya pasangan, ia tahu dirinya mendengkur. Sayangnya kebanyakan penderita tak mengaitkan kebiasaan ngorok dengan kantuk yang dialami.

Akibat Mengantuk

Apa pun penyebab mengantuk berlebihan, sebaiknya didiskusikan dengan dokter. Siapa tahu sakit kepala yang sering dialami berkaitan dengan kantuk. Peningkatan tekanan darah, atau penurunan daya tahan tubuh juga bisa disebabkan oleh mengantuk berlebihan.

Banyak orang akan dibantu untuk mengubah jadwal serta kebiasaan-kebiasaan tidurnya agar lebih sehat. Sementara sebagian lainnya memerlukan pemeriksaan medis yang lebih serius. Pemeriksaan di laboratorum tidur adalah salah satunya.

Kalau Anda merasa lamban, terus mengantuk, kurang produktif, hampir alami kecelakaan atau sering membuat kesalahan konyol, jangan cuma mengambil kopi dan terus “memaksakan” diri. Masa depan dan nyawa menjadi taruhannya. Bill Clinton sendiri mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang ia buat kebanyakan ia lakukan saat ia kelelahan. Bayangkan jika di pekerjaan Anda sampai dicap pemalas dan lamban. Atau dianggap tak bisa berkembang, kurang inovatif bahkan tak punya kreativitas. Kesehatan tidur akan menjamin produktivitas dan karir terus meningkat, karena tidurlah vitamin otak sesungguhnya.

Apalagi dalam konteks berkendara, dengan terus mengemudi saat mengantuk, kita bukan hanya membahayakan diri saja, keselamatan orang lain juga. Ingat saja berbagai kecelakaan fatal di media, hampir semua disebabkan oleh kantuk. Fakta dari Centers for Disease Control and prevention (CDC), AS, 1 dari 24 pengendara mengaku pernah tertidur di perjalanan.

Akibat mengantuk pada kesehatan juga tak main-main. Berbagai penelitian menghubungkan kantuk dengan buruknya kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mengantuk juga menyebabkan kegemukan dan obesitas. Bahkan tatalaksana tekanan darah tinggi yang dikenal dengan dokumen JNC7 sudah memasukan penyakit tidur sleep apnea sebagai salah satu penyebab utama hipertensi.

Waspada Mengantuk Berlebihan

Mengantuk berlebihan diderita luas namun banyak orang tak menyadarinya. Entah karena sudah terlalu lama diderita hingga dianggap biasa, atau karena konsumsi kafein sepanjang hari. Tapi mengantuk berlebihan nyata pengaruhi kesehatan, keselamatan dan kualitas hidup seseorang.

Perhatikan kesehatan tidur, biasakan juga untuk membicarakan kebiasaan tidur dengan dokter. Mengantuk berlebihan bukan kondisi yang normal, bukan juga kemalasan. Mengantuk berlebihan bisa diatasi, atau diobati. Sayang jika diabaikan begitu saja.

dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Kantuk yang Membunuh

Kecelakaan lalu lintas sering berakibat fatal. Baru-baru ini sebuah mobil bekecepatan tinggi menabrak mobil di depannya hingga pintu terbuka dan menewaskan 2 nyawa. Berdasarkan berbagai berita di media, dikatakan bahwa pengendara dalam kondisi mengantuk. Sungguh menyedihkan.

Tidur yang sehat dalam konteks berkendara merupakan dasar keselamatan. Karena kualitas-kualitas yang menentukan kemampuan untuk berkendara dibangun, dirawat dan disegarkan hanya saat tidur. Mengantuk merupakan tanda seseorang tidak layak untuk berkendara!

Mengendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya dengan mengendara dalam kondisi mabuk. Jangan tunggu tertidur, mengantuk saja sudah berbahaya. Saat mengantuk kemampuan konsentrasi, kewaspadaan, serta refleks jadi buruk.

Data

Powell dan kawan-kawan di tahun 2001 menyatakan dalam penelitiannya bahwa mengendara dalam kondisi mengantuk sama bahayanya dengan mengendara dengan kadar alkohol 0,8 (batas kadar alkohol legal untuk berkendara).

The American Automobile Association (AAA) memperkirakan 1 dari 6 kecelakaan lalu lintas mematikan dan 1 dari 8 kecelakaan yang menyebabkan perlu dirawat di RS, disebabkan oleh kantuk! Di Indonesia, data Operasi Ketupat 2011 mencatat penyebab kecelakaan akibat kendaraan tak layak adalah 449 kejadian, jalan tak layak 387 kejadian, sementara kecelakaan yang diakibatkan oleh pengendara yang mengantuk adalah 1018!

Angka yang fantastis, namun tampaknya masih diabaikan di Indonesia. Kenapa? Karena kita belum meletakkan kesehatan tidur sebagai salah satu prioritas kehidupan kita. Kesehatan tidur masih diabaikan. Padahal kecelakaan akibat kantuk apalagi menyebabkan kematian, amatlah sia-sia. Kantuk bisa dicegah dan diatasi dengan cara yang benar!

Kebutuhan Tidur

Semua orang butuh tidur. Kita tak dapat berfungsi baik tanpa tidur yang cukup.

Kebutuhan tidur manusia dibagi berdasarkan kelompok umur. Dewasa butuh sekitar 7-8 jam tidur setiap harinya. Sementara remaja hingga usia pertengahan 20 masih membutuhkan 8,5-9,25 jam tidur sehari! Sesuatu yang amat sulit dicapai mengingat denyut kehidupan modern saat ini. Tak heran jika kelompok usia dewasa muda adalah kelompok yang paling kekurangan tidur dan paling tinggi angka kecelakaannya.

Kurang tidur jelas membuat kita mengantuk. Tetapi karena adanya jam biologis di otak kita, ada jam-jam tertentu yang membuat kita mengantuk walaupun sudah cukup tidur, misalkan pada jam setelah makan siang atau jam pagi buta dimana matahari baru akan terbit. Kondisi kurang tidur akan melipat gandakan kantuk pada jam-jam tersebut. Pack dan kawan-kawan di tahun 1995 mencatat bahwa kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada jam-jam tadi.

Aktivitas yang menyenangkan akan menutupi rasa kantuk. Tetapi kondisi mengantuk sebenarnya tetap ada. Kantuk akan datang menyergap begitu aktivitas bersifat monoton atau membosankan. Mengendara di jalan lurus yang lapang merupakan aktivitas yang monoton. Jadi bukan kebosanan yang membuat mengantuk, kantuknya sudah ada hanya saja tak muncul ketika aktivitas sedang tinggi.

Kantuk Berlebihan

Tak ada yang disebut dengan kebanyakan tidur. Yang ada adalah kantuk berlebihan walau durasi tidur sudah cukup. Ini disebut dengan hipersomnia. Penderitanya tetap mengantuk walau sudah cukup tidur. Kondisi seperti ini tentu akan membahayakan bagi orang yang pekerjaannya mengendara, di menara kontrol bandar, pengawas di reaktor nuklir dan lain-lain.

Penyebab hipersomnia adalah gangguan-gangguan tidur seperti periodic limb movements in sleep, narkolepsi dan yang paling sering adalah sleep apnea atau ngorok.

Jangan remehkan mendengkur. Ia bertaruh nyawa dalam tidurnya karena episode henti nafas yang ia alami selama tidur. Penderita sleep apnea selalu mengantuk walau durasi tidurnya cukup. Tak heran jika di beberapa negara Eropa pendengkur yang belum dirawat henti nafasnya dilarang untuk berkendara.

Cegah & Atasi Mengantuk

Mengantuk bisa kita cegah. Mudah kok, kita hanya perlu meningkatkan prioritas tidur dalam jadwal sehari-hari kita.

Minuman penambah energi, kafein atau nikotin bukanlah jawaban yang tepat. Karena zat-zat ini hanyalah menunda kantuk, otak yang sudah lelah tetap kehilangan kemampuannya. Ada saatnya kita membutuhkan stimulan, dan ada caranya. Bukan asal mengantuk kita lalu menenggak kopi. Kafein akan bekerja setelah 30 menit. Jadi idealnya saat berkendara jarak jauh dan mengantuk, kita berhenti dulu. Minum kafein atau minuman penambah energi, lalu tidur selama 20-30 menit. Saat bangun, kita mendapatkan manfaat kebugaran tidur dan kesegaran kafein.

Tak ada satu zat pun di dunia yang dapat menggantikan efek restoratif tidur.

Jika tetap mengantuk setelah tidur cukup, mungkin menderita gangguan tidur yang sebabkan hipersomnia, kantuk berlebihan. Periksakan diri ke dokter dan atasi hipersomnia ini. Orang dengan hipersomnia yang sudah parah akan tetap mengantuk walau sudah konsumsi kafein. Jangan mengendara sampai dinyatakan dokter ahli aman untuk berkendara.

dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Tanda-tanda Kantuk Membahayakan:

  • Sulit berkonsentrasi pada jalan, dan mulai mengerjapkan mata berulang kali.

  • Mulai keluar jalur.

  • Mengendara dengan menyandarkan kepala.

  • Seolah melamun, dan melupakan perjalanan selama 10-15 menit yang telah lewat.

  • Merasa lelah, mudah tersinggung dan agresif.

Mencegah Kantuk:

  • Cukupi kebutuhan tidur setiap hari (7-9 jam sehari).

  • Tak perlu terburu-buru di jalan.

  • Untuk perjalanan jarak jauh, usahakan ada teman untuk diajak berbincang atau bahkan bergantian.

  • Istirahat setiap 2 jam.

  • Jika mengantuk, berhenti sejenak, minum kopi atau minuman penambah energi, lalu tidur. Setelah bangun baru lanjutkan perjalanan.

  • Kantuk berlebihan dan mendengkur? Segera periksakan diri.

Tips Keselamatan Mudik

Sudah menjadi tradisi untuk pulang ke kampung halaman menjelang Hati Raya Idul Fitri. Berbagai cara di tempuh dan moda kendaraan digunakan. Mulai dari pesawat terbang hingga sepeda motor.

Menyoroti keselamatan berkendara, ada satu persiapan yang masih diabaikan: kesehatan tidur. Padahal 55% kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kantuk. Coba kita tengok juga data kecelakaan lalu lintas pada masa mudik tahun lalu. Kepolisian RI mencatat pada Operasi Ketupat 2011, penyebab kecelakaan yang disebabkan oleh kendaraan tak layak adalah 449 kejadian, serta 387 kejadian yang disebabkan oleh kendaraan tak layak. Sementara yang disebabkan oleh kantuk adalah 1018 kecelakaan.

Bayangkan angka tersebut. Amat disayangkan, karena kantuk sebenarnya merupakan penyebab kecelakaan yang bisa dikendalikan, bisa dicegah! National Sleep Foundation, AS, menyatakan bahwa mengendara dalam kondisi terjaga selama 18 jam sama bahayanya dengan mengendara dengan kadar alkohol 0,08% dalam darah. Padahal di beberapa negara, batas legal kadar alkohol adalah 0,08%.

Pahami juga bahwa kondisi mengantuk yang dimaksud berbahaya bukanlah sampai tertidur di belakang kemudi. Terus menguap dan mata mulai berair juga sudah termasuk mengantuk. Dan dalam kondisi mengantuk, kemampuan mengendara sudah menurun drastis!

Kemampuan mengendara yang dimaksud adalah kemampuan konsentrasi, kewaspadaan, kecepatan respons dan stabilitas emosi. Keterjagaan saja, ternyata tak cukup.

Kemampuan-kemampuan mental ini cuma bisa dibangun pada saat tidur. Sementara stimulan seperti kafein, nikotin dan berbagai suplemen atau minuman penambah energi hanyalah menunda kantuk. Kita tetap membutuhkan suplementasi tersebut tetapi ada cara konsumsinya. Jika tak bijak mengonsumsi, kita hanya mendapat efek terjaga tanpa perbaikan kemampuan mengendara, dan ini penting untuk keselamatan.

Sering kali, kantuk malah lebih berbahaya dari mabuk. Karena kita tak mengenali tanda-tanda kantuk dan masih merasa cukup bugar untuk berkendara. Sebuah penelitian sederhana dilakukan pada sekelompok orang muda. Mereka diminta untuk menekan tombol setiap kali diberi sinyal lampu. Hasilnya pada orang-orang yang kurang tidur, mereka mengaku tak pernah sekalipun melewatkan sinyal. Padahal dari pengamatan, mereka banyak sekali melakukan kesalahan.

Perhatikan juga kemungkinan adanya kantuk berlebihan. Yaitu masih mengantuk dan mudah lelah walau tidur sudah cukup. Gejala gangguan tidur ini biasanya disebabkan oleh mendengkur. Mendengkur dan kantuk berlebih merupakan gejala dari sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Di Eropa, pendengkur dengan dugaan sleep apnea diharuskan melapor ke dinas lalu lintas untuk selanjutnya ditahan sementara Surat Ijin Mengemudinya hingga dinyatakan sehat oleh dokter.

Jadi perhatikan kesehatan tidur. Kenali tanda-tanda kantuk, dan bijaklah dalam konsumsi stimulan. Karena: Tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif tidur!

Tanda-tanda kantuk mulai membahayakan:
Kehilangan konsentrasi, sering mengerjapkan mata atau mata terasa berat.
Pikiran menerawang.
Sulit mengingat apa-apa yang telah dilewati; atau melewatkan beberapa rambu atau lampu merah.
Berulang kali menguap dan mengusap-usap mata.
Sulit menjaga kepala dalam posisi tegak.
Melenceng dari jalur, dan melanggar marka-marka jalan.
Merasa lelah dan mudah terpancing emosi.

Apakah Anda beresiko? Sebelum berkendara, periksa apakah Anda:
Kurang tidur atau lelah (tidur kurang dari 6 jam akan meningkatkan resiko hingga tiga kali lipat.)
Menderita insomnia, kualitas tidur yang buruk (OSA), atau menanggung banyak hutang tidur.
Mengendara jarak jauh tanpa jeda istirahat yang cukup.
Mengendara pada jam-jam biasanya tidur.
Mengonsumsi obat-obatan yang membuat kantuk (antihistamin, antidepresan atau obat flu.)
Bekerja lebih dari 60 jam seminggu (meningkatkan resiko hingga 40%.)
Mengerjakan dua pekerjaan sekaligus dan pekerjaan utamanya adalah pekerjaan dengan shift malam.
Minum minuman beralkohol (walaupun hanya sedikit.)
Mengendara sendirian atau melewati jalan yang panjang, sepi dan membosankan.

Sebelum mengendara seorang pengemudi sebaiknya:
Tidur yang cukup. Pada orang dewasa 7,5-8,5 jam, sedangkan pada remaja atau dewasa muda 8,5-9,25 jam.
Untuk perjalanan jauh, usahakan jangan berkendara sendirian. Teman seperjalanan dapat membantu melihat tanda-tanda kantuk dan dapat menggantikan untuk sementara waktu. Penumpang juga sebaiknya tidak tidur dan terus mengobrol dengan pengendara.
Ketika merasa lelah sebaiknya hentikan kendaraan, minum kafein, lalu beristirahatlah sejenak. Setelah tidur 20-30 menit kita bangun segar, dan kafein juga persis mulai bekerja, hingga kemampuan mengendara kembali efektif.
Hindari alkohol dan obat-obatan yang menyebabkan kantuk.
Berkonsultasilah pada dokter atau klinik gangguan tidur jika mengalami kantuk berkepanjangan, sulit tidur di malam hari dan/atau tidur mendengkur.

Berpuasa Sehat dengan Tidur Sehat

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, ada perubahan-perubahan yang akan mempengaruhi kinerja manusia. Bukan saja olah emosi dan menahan lapar ataupun haus, tetapi juga perubahan pola tidur. Bahkan perubahan pola tidur ini sebaiknya sudah diantisipasi jauh hari.
Tidur yang sehat adalah kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, sama seperti kebutuhan akan udara dan vitamin. Berbagai fungsi tubuh, dapat terganggu dengan perubahan pola tidur.

Penelitian kedokteran modern tak dapat meneliti langsung manfaat dari tidur, namun kami dapat melihat akibat dari kekurangan tidur. Jadi para peneliti menilai apa-apa yang terganggu pada orang yang sedang mengalami kekurangan tidur. Perubahan pola tidur dapat mempengaruhi produktivitas, kesehatan dan keselamatan. Ketiga faktor inilah yang akan diulas menjelang bulan Ramadhan ini.

Produktivitas

Tidur bukanlah kemalasan. Walau saat tidur kita tampak pasif dan tak melakukan sesuatu, sesungguhnya tubuh kita bekerja keras membangun dan memperbaiki diri. Contoh yang paling mudah, kita dapat melihat sendiri, saat terbangun biasanya kita sedikit berkeringat. Sedangkan dari perekaman fungsi-fungsi tubuh saat tidur didapati bahwa berbagai organ bekerja memperbaiki dirinya. Bahkan otak pun menjadi sangat aktif saat tidur! Pada saat tidur dibangun kemampuan kognitif manusia. Kemampuan konsentrasi, kreativitas, ketelitian, semangat dan emosi positif, semuanya hanya dibangun saat tidur.

Coba lihat diri sendiri, saat harus bekerja dalam kondisi kekurangan tidur, apakah kopi atau minuman penambah energi dapat mengembalikan itu semua? Tidak, kafein hanya menunda kantuk. Kemampuan mental dan kognitif sama sekali tidak terbantu. Bahkan kelelahan lah yang pada akhirnya menggerogoti produktivitas kita.

Pada saat kekurangan tidur kita pun cenderung emosional dan tak sabaran. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan kondisi kurang tidur melaporkan hidup lebih bahagia setelah mencukupi tidur selama beberapa waktu, dan mereka memutuskan untuk terus mencukupi tidurnya. Ketahui juga bahwa hanya dalam proses tidur terjadi proses konsolidasi ingatan.

Setelah belajar dan menerima rangsang ingatan sepanjang hari, hanya lewat tidur semua ingatan ini dapat disimpan dengan baik. Tak heran jika siswa dengan tidur yang cukup dapat lebih berprestasi dibanding yang kurang. Demikian juga orang dewasa, dengan tidur yang cukup, daya ingatnya dapat lebih terpelihara. Berbagai penelitian juga telah membuktikan bagaimana kecukupan tidur dapat meningkatkan kreativitas dan ketelitian seseorang. Bahkan, tidur yang sehat dinyatakan memberikan kemampuan untuk mengambil keputusan yang optimal. Rasa lemas dan lelah yang kita alami saat berpuasa tidak datang dari kurangnya asupan gizi, tetapi dari perubahan pola tidur. Dengan memperhatikan kesehatan tidur, niscaya ibadah puasa akan berlangsung dengan produktif.

Kesehatan

Sudah banyak penelitian yang menunjukkan efek negatif dari pengurangan durasi tidur bagi kesehatan. Kondisi kurang tidur diketahui meningkatkan resiko diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah serta menurunkan daya tahan tubuh. Kondisi kurang tidur telah diketahui meningkatkan kadar kortisol yang berhubungan dengan resistensi tubuh terhadap insulin. Aktivitas sistem saraf simpatis akibat kondisi kurang tidur juga diketahui menghambat fungsi pankreas. Keduanya diketahui berhubungan dengan terjadinya diabetes.

Di samping itu kondisi kurang tidur akan meningkatkan kadar ghrelin dan menekan leptin. Ghrelin adalah hormon peningkat nafsu makan, sedangkan leptin berfungsi menekan nafsu makan. Akibatnya orang kurang tidur akan memiliki nafsu makan tinggi tanpa ada rem yang menahan. Jangka panjang kondisi kurang tidur dapat mengakibatkan obesitas, sementara dalam jangka pendek kekurangan tidur memicu hasrat untuk mengkonsumsi karbohidrat. Penderita diabetes yang berpuasa harus ekstra memperhatikan tidurnya, agar tak terjadi lonjakan kadar gula darah.

Durasi tidur yang kurang, lewat mekanisme peningkatan sistem saraf simpatis juga meningkatkan tekanan darah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa durasi tidur kurang dari 5 jam akan meningkatkan resiko hipertensi dan penyakit-penyakit kardiovaskular. Sementara penelitian lain di Harvard menyatakan bahwa selain durasi tidur, kualitas tidur juga penting untuk menekan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Perhatikan juga resiko terkena penyakit-penyakit infeksi menular. Daya tahan tubuh hanya bekerja optimal saat tidur. Berbagai vitamin dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi tanpa tidur yang baik semuanya jadi percuma.

Keselamatan

Coba anda perhatikan, seminggu awal bulan puasa biasanya banyak terjadi kecelakaan. Kenapa? Ini disebabkan oleh perubahan pola tidur dan kita belum terbiasa dengan pola tidur yang baru ini. Lewat dari seminggu biasanya kita sudah lebih terbiasa. Kemampuan mengendara membutuhkan kewaspadaan, konsentrasi dan refleks menghindar yang baik. Semuanya ini hanya dijaga oleh tidur. Bahaya mengendara bukan hanya tertidur. Mengendara dengan kantuk dikatakan sama bahayanya dengan mengendara dalam keadaan mabuk.

Sudah cukup sering kita melihat berita di media bagaimana kantuk dapat mengakibatkan kecelakaan fatal. Bukan saja kecelakaan lalu lintas, tetapi juga kecelakaan di tempat kerja. Kita lihat saja data penyebab kecelakaan pada saat operasi ketupat tahun 2011. Sebanyak 449 kejadian disebabkan oleh kendaran yang tidak layak, sementara kondisi jalan yang tak layak mengakibatkan 387 kecelakaan.

Yang disebabkan oleh kantuk? Ada sebanyak 1018 kecelakaan! Bayangkan! Angka yang amat besar. Seharusnya angka ini dapat ditekan dengan perilaku tidur yang sehat! Ingat juga kecelakaan yang terjadi di Chernobyl, atau kecelakaan kapal tanker Exxon Valdezz. Semua disebabkan oleh kelelahan akibat kurang tidur.

Tidur Sehat di Bulan Ramadhan

Tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif tidur. Jadi tak ada jalan lain selain mencukupi tidur ketika mengantuk.
– Persiapkan perubahan pola tidur jauh hari. Perlahan majukan jadwal tidur agar bisa beristirahat lebih awal. Jangan lagi begadang.
– Setelah sahur nantinya, jika masih ada waktu, tidurlah sejenak. Apalagi jika berkendara, jangan memaksakan diri mengendara dalam kondisi kurang tidur dan mengantuk. Lebih aman naik kendaraan umum saja.
– Di tempat kerja, manfaatkan waktu istirahat siang untuk beribadah dan tidur. Tidur siang 20-30 menit akan memberikan semua manfaat tidur. Anda dapat bangun segar dan kembali produktif.
– Tidur di siang hari bilamana sempat tentu baik bagi kesehatan.
– Sepulang kerja, jika mengantuk jangan berkendara! Tidur sejenak terlebih dahulu.
– Ingat, syarat mampu berkendara dengan baik adalah malam sebelumnya tidur minimal 6 jam. Ini juga penting saat mudik nantinya.

Manfaat Tidur Sehat

Bagi sebagian orang, proses tidur bukanlah hal penting, bahkan dianggap tak bermanfaat sehingga harus dikurangi agar bisa memanfaatkan waktu untuk lebih produktif. Tapi ternyata berbagai penelitian 30 tahun terakhir mengungkapkan sebaliknya. Tidur justru meningkatkan produktivitas, bahkan amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Para peneliti menyimpulkan ada tiga manfaat utama tidur, yaitu bagi otak, kesehatan dan keselamatan.

Tidur dan Kemampuan Kognitif

Kecukupan tidur amat penting bagi kemampuan mental dan kognitif kita. Saat kekurangan tidur, otak kita seolah berkabut dan bekerja lebih lamban. Kita cenderung membuat kesalahan lebih banyak, dibanding saat tidur kita tercukupi dengan baik. Kondisi emosi kita pun jadi buruk.

Bagi proses belajar, tidur yang sehat berperan pada saat sebelum dan sesudahnya. Kemampuan mempertahankan konsentrasi amat dipengaruhi kecukupan tidur. Saat kekurangan tidur, perhatian kita dengan mudah teralih. Kita merasa terlalu lelah untuk membaca atau berlatih. Ketika memaksakan diri pun otak seolah tak mampu menyerap pelajaran dengan baik.

Setelah belajar, tidur memegang peranan penting. Otak bekerja keras saat kita tidur. Semua ingatan dikonsolidasikan agar stabil dan dengan mudah dapat digunakan saat diperlukan. Susunan syaraf ingatan seolah disusun rapi saat tidur.

Ketika menghadapi ujian, pelajar sering kali menghabiskan waktu semalaman untuk belajar mengejar ketinggalan. Tapi belajar tanpa tidur ternyata amat merugikan. Karena melewatkan proses konsolidasi ingatan, otak jadi sulit mengingat hasil hapalan. Disamping itu otak yang lelah akan sulit mengolah berbagai pertanyaan secara kreatif, sehingga berbagai pertanyaan ‘jebakan’ tak dapat dijawab dengan baik.

Gerakan-gerakan halus yang dilatih berulang-ulang seperti menari, berolah raga atau bermain musik juga amat dipengaruhi oleh tidur. Alur-alur saraf yang dilatih akan direkam, diperhalus dan disempurnakan dalam tidur.

Tidur dan Kesehatan

Tidur pun penting bagi daya tahan tubuh. Sistem imun kita akan bekerja optimal saat tidur. Ketika kurang tidur, kita pun lebih rentan terserang penyakit infeksi. Contoh yang paling mudah adalah saat kita terserang flu, bagaimana rasanya? Kita cenderung lesu dan mengantuk. Tubuh didorong untuk beristirahat agar memberi kesempatan sistem daya tahan tubuh bekerja.

Penelitian-penelitian terkini bahkan menunjukkan bahwa kekurangan tidur kronis akan meningkatkan resiko menderita hipertensi, diabetes, gangguan jantung hingga stroke. Gangguan tidur seperti sleep apnea (mendengkur) bahkan telah dinyatakan sebagai penyebab penyakit-penyakit tersebut. Tidak seperti di masa lalu, kini dunia kedokteran juga mengamati tidur pasien untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang.

Membatasi waktu tidur dalam kurun waktu lama juga ternyata menyebabkan kegemukan. Kondisi kurang tidur akan meningkatkan nafsu makan. Persis seperti yang kita alami ketika harus menahan kantuk sepanjang malam, dorongan untuk makan jadi kuat. Ini disebabkan oleh metabolisme yang terganggu. Hormon-hormon yang mengatur nafsu makan jadi tak beraturan.

Tidur dan Keselamatan

Tahukah Anda kalau mengendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya dengan mengendara dalam kondisi mabuk? Bahkan kecelakaan-kecelakaan berskala besar disebabkan oleh kantuk. Sebut saja, bencana Chernobil atau kecelakaan kapal tanker Exxon Valdez. Diketahui meledaknya pesawat ulang-alik Chalenger juga ditengarai disebabkan pengawasan kurang teliti yang disebabkan oleh kekurangan tidur.

Satu dari lima kecelakaan di Amerika disebabkan oleh pengendara yang mengantuk.

Kondisi kurang tidur, ternyata juga memperburuk kemampuan kita untuk mengambil keputusan. Itu sebabnya kini para dokter pun disarankan untuk tidur cukup agar tak salah mengambil keputusan di saat-saat genting. Demikian juga dengan para perawat yang bertugas mengamati monitor pasien-pasien di ICU.

Itu sebabnya ada aturan khusus bagi keselamatan kerja. Misalkan bagi yang bertugas mengawasi monitor, tak boleh dijalani sendirian. Harus berdua, dan pada jam-jam tertentu harus bergantian tidur.

———————————————————————————–

Proses tidur tak dapat diremehkan begitu saja. Selain mencukupi kebutuhan tidur, waspadai juga gangguan-gangguan tidur yang membuat kita terus merasa mengantuk. Rasa kantuk berlebihan, hipersomnia, adalah gejala gangguan tidur dimana penderitanya tetap merasa mengantuk walaupun kebutuhan tidurnya telah terpenuhi.

Bahaya Tidur Mendengkur Bagi Keselamatan Berkendara

Rabu, 06 Januari 2010 07:16 WIB

OTOMOTIFNET – Kita mungkin sering mendengar dari sekian ribu atau jutaan kecelakaan lalu lintas yang terjadi di dunia setiap tahunnya, sebagian besar disebabkan oleh kantuk.

Terdengar sepele memang soal ngantuk ini, tapi efeknya sangat fatal karena bisa mengakibatkan kematian. Namun begitu masih ada penyebab lain yang juga fatal, yakni tidur mendengkur atau ngorok. Nah lo, apa hubungannya? Bukannya mendengkur itu biasa?

SLEEP APNEA

Mendengkur atau ngorok kerap disosiasikan tidur yang amat lelap, yang umumnya diakibatkan oleh kelelahan. Ternyata, di balik dengkuran tersebut mengancam bahaya yang cukup banyak.

“Orang yang tidurnya sering mendengkur, cenderung mengalami henti napas akibat penyempitan saluran napas. Istilah medisnya obstructive sleep apnea (OSA),” bilang dr. Andreas A. Prasadja, dokter spesialis gangguan tidur RS Mitra Kemayoran, Jakpus.

Masih kata pria yang menekuni ilmu sleep technologist di Sydney University, Australia ini, mendengkur adalah salah satu gejala utama yang mudah dikenali pada penderita OSA.

“Sleep apnea adalah sebuah gangguan tidur yang ditandai dengan tidur mendengkur dan rasa kantuk berlebih (hipersomnia). Penderita sleep apnea (SA) mengalami penyempitan saluran napas sehingga nafasnya terhenti berulang kali sepanjang malam,” terangnya.

Karena sesak dan tidak dapat suplai oksigen akibat terhenti itu, lanjut pria kelahiran 16 Mei 1975 ini, otak penderita akan terbangun-bangun tanpa terjaga. Akibatnya, kualitas tidur si penderita jadi berkurang.

“Meskipun lama tidurnya cukup (ideal 8 jam/hari), orang akan sering merasa ngantuk tanpa mengetahui penyebabnya. Sehingga mengakibatkan konsentrasi menurun, kemampuan reflek berkurang, cepat kelelahan dan sebagainya,” jelas Andreas.

Ia lantas memamparkan mengenai sebuah penelitian yang dilakukan sekelompok peneliti dari Australia yang diterbitkan pada The Annals of Internal Medicine. Penelitian itu menunjukkan adanya bahaya bagi penderita OSA yang mengendarai kendaraan bermotor.

Kelompok peneliti tersebut menyatakan bahwa penderita SA yang tak dirawat, lebih rentan terhadap alkohol dan kekurangan tidur dibanding orang sehat yang tidak mendengkur. Sehingga memiliki resiko tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas.

“Efek ngantuk yang disebabkan SA ini jangan dianggap remeh. Sebuah laporan di Amerika menyatakan angka kematian hingga 1.400 pertahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, berkaitan dengan penderita SA. Sedangkan di Inggris disebutkan bahwa penderita OSA, mengalami kecelakaan lalu lintas 2 sampai 7 kali lebih sering dibanding orang yang tidak menderita OSA,” ucap suami dari Krisnanti Madona Gunadi.

Makanya di negara-negara maju, kesehatan tidur dan keselamatan mengendara amat diperhatikan. “Inggris misalnya, semua pengendara yang diketahui mendengkur harus melaporkan dirinya pada Driver & Vehicle Licensing Agency (DVLA). Menurut peraturan di sana, jika seorang pengemudi terdiagnosa atau terduga menderita SA, ia tak diperbolehkan mengendara sampai gejala kantuknya berkurang dan telah dikonfirmasi oleh tenaga medis,” tukas Andreas.

Disamping berisiko terhadap keselamatan berkendara, lanjut pengarang buku berjudul AYO BANGUN yang isinya mengenai permasalahan tidur serta cara mengatasinya ini, SA juga dapat menyebabkan penyakit berat lainnya. “Seperti hipertensi, gangguan jantung, kerusakan otak, depresi, obesitas, diabetes dan stroke yang kesemuanya dapat meningkatkan resiko kematian,” bilangnya.

Bila memang SA yang dialami sudah terlalu parah, dianjurkan pergi ke dokter. Karena penyakit OSA ini bisa disembuhkan, yakni menjalani terapi dengan alat bernama CPAP (Contiunuous Positive Airway Pressure).

Menurut ayah 1 anak ini, penyebab mendengkur yang berakibat timbulnya SA bisa dikarenakan beberapa hal. “Bisa karena faktor keturunan, usia, sering merokok atau minun-minuman keras yang menyebabkan peradangan di tenggorokan dan masih banyak lagi,” tutup dokter muda ini

TIPS TIDUR BERKUALITAS

  1. Cukup tidur sekurang-kurangnya 8 jam sehari.
  2. Hindari mengkonsumsi minuman atau makanan berkafein 9 jam sebelum tidur.
  3. Stop berolahraga 3 jam sebelum tidur.
  4. Satu jam sebelum tidur, tinggalkan semua perkejaan dan biasakan mengistirahakan pikiran dan tubuh dengan kegiatan yang menyenangkan dan sifatnya santai.
  5. Hindari kegiatan yang bisa menyebabkan kita excited.
  6. Jika sudah benar-benar ngantuk, baru deh naik ke tempat tidur. Jangan melakukan kegiatan apa pun selain tidur. Misalnya sambil nonton TV atau membaca. Kecuali seks!

Penulis/Foto: DiC / Dede

Penulis : Arseen | Editor : Arseen |