Indonesia Mengantuk Sebuah Refleksi Kesehatan Tidur

Beberapa waktu lalu media diramaikan kisah seorang anak yang tidur selama 13 hari. Selang beberapa waktu, seorang tokoh Nasional terekam media terantuk-antuk tertidur dalam sebuah acara pernikahan. Sebelumnya juga sempat beredar foto tokoh tersebut dalam perawatan di rumah sakit menggunakan masker khas yang digunakan untuk mengatasi ngorok.

Tiba-tiba istilah narkolepsi, hipersomnia, bahaya mendengkur, sleep apnea, Kliene Levin Syndrome menghiasi media kita. Ini adalah istilah-istilah kesehatan tidur.

Ya, khalayak mulai menyadari pentingnya kesehatan tidur.

Istilah-istilah kesehatan tidur masuk dalam kolom-kolom kesehatan, gaya hidup, ilmu pengetahuan dan bahkan politik. Perlahan namun pasti, Indonesia mulai menyusul negara-negara maju dalam memperhatikan kesehatan tidur. Mengantuk, dan penyakit tidur sudah diperhatikan seperti sebuah penyakit menular yang diderita luas. Sebuah epidemi!

Performa Tidur

Dalam era modern ini, orang berlomba-lomba mengejar prestasi. Demi mencapai prestasi, tidur pun dikorbankan. Tidur adalah periode dimana tubuh diam dan tak aktif. Banyak orang menganggap tidur sebagai fase kehidupan yang tak penting, tak aktif, tak berguna dan dianggap identik dengan kemalasan. Bahkan banyak orang yang menganggap kantuk sebagai sebuah penyakit yang harus dicari obatnya!

Sikap kita terhadap pengurangan tidur juga cukup aneh. Para pemuja produktivitas menganggap pengurangan tidur sebagai sikap macho nan heroik. Sebuah sikap yang sebenarnya kontra produktif. Karena performa otak optimal hanya dibangun saat tidur!

Alih-alih memperhatikan kesehatan tidur, kita malah mencari kebugaran lewat berbagai stimulan dan minuman penambah energi. Coba lihat berapa banyak kedai kopi di sekeliling kita? Padahal, tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif tidur.

Segala kemampuan otak dibangun pada tahap tidur mimpi. Berbagai penelitian telah membuktikan bagaimana pengurangan tahap tidur ini akan menurunkan berbagai fungsi otak dan bahkan kemampuan ereksi pria.

Mengantuk

Tidur tak sama dengan kemalasan. Sudah terlalu sering saya mendapati pasien yang datang dengan cap pemalas dari keluarganya karena terus mengantuk.

Tidur itu ada porsinya. Jika sudah cukup, kita tak akan bisa tidur lagi. Kalau mengantuk artinya masih kurang tidur. Nah, bagaimana kalau tidur sudah cukup tapi masih mengantuk? Itu namanya hipersomnia, kantuk berlebihan.

HIpersomnia memang tidak sepopuler insomnia. Tapi hipersomnia justru lebih berbahaya. Bayangkan jika seorang pengendara mengidap hipersomnia? Seorang pilot?

Mengantuk berlebihan merujuk pada beberapa penyakit tidur, antaranya: Behaviourally Induced Insufficient Sleep Syndrome, Periodic Limb Movements in Sleep, sleep apnea, narkolepsi dan Kleine Levin Syndrome. Khusus sleep apnea, mendengkur, mengakibatkan juga hipertensi, penyakit jantung, diabetes, stroke, kematian, impotensi dan depresi.

Tata Laksana

Dalam diagnosis penyakit tidur dibutuhkan pemeriksaan khusus di laboratorium tidur. Pemeriksaan sederhana yang tampak rumit. Pasien akan dilekatkan dengan berbagai sensor fungsi tubuh untuk direkam sepanjang malam. Dokter akan menganalisa perekaman, untuk selanjutnya dipilihkan perawatan yang sesuai.

Analisa tidur, menggunakan alat bernama polisomnografi. Teknik pemeriksaan tidur pun tak cuma satu. Anda perekaman sepanjang malam, ada juga perekaman di siang hari. Khusus untuk narkolepsi, pemeriksaan malam diikuti dengan multiple sleep latency test (MSLT.) Pasien diminta 5 kali tidur siang sepanjang hari sambil terus diamati.

Perawatan gangguan tidur jelas akan meningkatkan performa seseorang. Selain itu, perawatan juga akan mencegah berbagai penyakit kronis yang mungkin diderita.

Triumvirate of Health

Prof. William Dement, Bapak Kedokteran Tidur mengemukakan bahwa untuk mencapai kesehatan yang paripurna, seseorang membutuhkan tiga komponen: keseimbangan nurtirsi, olah raga teratur dan tidur yang sehat. Bahkan, tidur sehat menjadi dasar dari kesehatan seseorang. Tanpa tidur yang sehat, segala nutirsi dan olah raga jadi percuma.

Dengan tidur yang sehat, tubuh akan memiliki sistem metabolisme yang baik. Tidur yang sehat juga akan menopang pemulihan otot yang baik serta memoles kemampuan gerak halus yang dilatih para atlet dan musisi.

Apa yang terjadi ketika kesehatan tidur terganggu? Semua, mulai dari kepala hingga kaki. Bahkan para ahli setuju bahwa tak ada satu pun spesialisasi kedokteran yang tak terganggu ketika kesehatan tidur terganggu.

Jawaban dari semua permasalahan sebenarnya sederhana saja: Tidur sehat.

Mulailah prioritaskan kesehatan tidur!

dr. Andreas Prasadja, RPSGT

www.andreasprasadja.com

Sleep Disorder Clinic RS. Mitra Kemayoran

Snoring & Sleep Disorder Clinic Pondok Indah

Kompas.com: http://lifestyle.kompas.com/read/2017/12/29/111405820/indonesia-mengantuk-sebuah-refleksi-kesehatan-tidur

Bahaya Mendengkur

Ngorok dan Pernikahan

Tahukah Anda bahwa dengkuran bisa mempengaruhi keharmonisan keluarga? Ya, sebuah survey di Amerika bahkan menyebutkan bahwa, pasangan yang ngorok merupakan penyebab perceraian nomor tiga setelah masalah keuangan dan perselingkuhan.

Bayangkan, malam menjelang tidur Anda asyik ngobrol tentang banyak hal. Bercerita tentang hari yang baru saja dilalui. Keceriaan anak, prestasi mereka dan beberapa masalah remeh di rumah. Tetapi ia tampak tak tertarik, bahkan begitu lelah tapi masih mencatat berbagai hal yang harus ia kerjakan esok hari di smartphone nya. Lalu….rasa kesal memuncak ketika di tengah pembicaraan tiba-tiba ia sudah menggergaji dalam lelap tidur. 

Dengan penuh kasih, Anda tarik selimut menutupi badannya. Ambil kaca matanya, untuk lalu turut mencoba terlelap. Tapi suara dengkurannya semakin mengganggu. Semakin keras. Belum lagi terputus-putus mengagetkan. Padahal besok Anda pun masih harus bangun pagi mempersiapkan segala sesuatu di rumah. Sikut sekali, ia terdiam sejenak. Tapi sebentar sudah bersuara lagi.

Anda lihat wajahnya, coba tutup hidungnya, eh suara dengkurnya malah semakin keras dari mulut. Dalam hati Anda seolah berkata, “Honey, I love you, but right now I just want to kill you…!” Tentu tidak Anda lakukan.

Pagi datang, Anda bangun lelah karena terbangun-bangun oleh dengkurannya. Tapi, pasangan malah tampak lebih lelah seolah kurang tidur..What?!? Dia tidur duluan dan mendengkur sepanjang malam! Bukankah seharusnya ia lebih lelap?

Saat ditegur, ia lebih galak menyahut. Beban kerja yang banyak, dan tentu ia menyangkal kalau mendengkur.

Sebuah saran dari para peneliti kesehatan di Kanada sebutkan bahwa semakin sering Anda disikut oleh pasangan, semakin besar kemungkinan Anda derita sleep apnea. Apalagi jika ditendang! Saran saya pada para pendengkur: tolong percaya saja pada pasangan, Anda tidur, Anda tidak tahu mendengkur atau tidak.

Sleep Apnea

Dengkuran merupakan tanda utama dari sleep apnea, alias henti nafas saat tidur. Tanda utama lainnya adalah kantuk berlebihan di siang hari. Kami punya sebutan untuk ini: hipersomnia. Pendengkur mengalami penyempitan jalan nafas dalam tidurnya. Hingga saluran nafasnya tersumbat, tercekik saat tidur. Karena sesak, tanpa sadar, pendengkur akan terbangun-bangun mengambil nafas. Inilah penyebab orang ngorok lebih lelah saat bangun dibanding pasangannya yang tidak mendengkur.

Lebih jauh, sleep apnea bisa sangat mengkhawatirkan. Anda tahu ia tampak sesak dan megap-megap dalam tidur. Ini tidak normal!

Sleep apnea sering juga disebut sebagai silent killer. Sleep apnea menjadi penyebab sederet penyakit berbahaya, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, impotensi, depresi hingga kematian. Bahkan bisa dikatakan bahwa serangan jantung saat tidur disebabkan oleh sleep apnea. 

Emosi

Anda yang sepanjang malam terganggu tidurnya akibat sleep apnea, sudah merasa sangat terganggu. Mood pagi tak nyaman, mudah marah dan bisa jadi agresif. Rasakan saja saat berkendara. Nah, penderita sleep apnea juga rasakan yang sama walaupun durasi tidurnya lebih panjang.

Beberapa penderita sleep apnea merasa lebih lelah saat bangun tidur dibanding sebelum tidur. Bahkan ada penderita yang menolak untuk tidur.

Rasa lelah dan frustasi terus bertumpuk. Beban kerja seolah terasa berlipat ganda. Belum lagi teguran atasan yang mengindikasikan prestasi yang melorot. Belum lagi anggapan pemalas karena sering tertidur di tengah rapat. Kualitas hidup yang buruk.

Impotensi

Kondisi perkawinan diperburuk dengan libido yang terus merosot akibat gangguan tidur. Kemesraan sirna dari kamar tidur, hanya dengkuran yang menyebalkan. Kecurigaan akan perselingkuhan muncul di kepala karena hilangnya hasrat seksual pasangan. Ketika diajak bermesraan, ia hanya membalikkan badan dan memulai orkestra malam.

Ketika kemampuan ereksi menghilang, tekanan hidup dan depresi jadi alasan. Tapi Anda harus sadar bahwa sleep apnea akan mengganggu kemampuan ereksi pria.

Tidur memiliki tahapannya. Mulai tahap tidur ringan, sedang, dalam dan mimpi. Tahap tidur mimpi kebanyakan terjadi pada tahap tidur R (dahulu REM). Pada tahap tidur ini dibangun segala kemampuan otak dari konsentrasi, kreativitas, daya ingat dan kemampuan mengambil keputusan. Tapi tahap tidur R juga melatih kemampuan ereksi pria. Tanpa tahap tidur ini, penis seolah jadi kurang terlatih dan perlahan kehilangan vitalitasnya. 

Ya, bagi pria kualitas tidur menentukan juga kemampuan “meniduri”.

What to do?

Banyak orang bertanya-tanya, apa yang harus dilakukan saat pasangan mendengkur? Bagaimana meyakinkannya? Bukan rahasia bahwa kaum pria sulit diajak untuk memeriksakan diri ke dokter. Bahkan sebuah majalah populer lewat situsnya, mengungkapkan bahwa banyak pria pertama kali bertemu dengan dokter saat alami serangan jantung.

Masih sulit diyakinkan? Mudah, rekam dengan smartphone. Jika ia melihat yang Anda lihat setiap malam, semua dengkuran, henti nafas, sesak, tersedak-sedak; niscaya ia mau memeriksakan dengkurannya.

Di sleep disorder clinic, seorang pendengkur akan diperiksa tidurnya. Pemeriksaan tidur akan memberikan diagnosis seberapa berat henti nafas yang dialami, dan seberapa jauh akibatnya pada fungsi-fungsi organ lainnya.

Perawatan sleep apnea nantinya bisa dilakukan lewat pembedahan, pembuatan alat gigi atau penggunaan CPAP. Apa pun perawatan yang disarankan nantinya, baru bisa ditentukan dokter lewat pemeriksaan tidur.

Selain efek dengkuran pada kesehatan, hubungan sleep apnea dan keharmonisan keluarga sangat memprihatinkan. Sudah begitu banyak pasangan yang pisah kamar akibat ‘dengkuran’. Kenali, dan atasi gangguan tidur ini.
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Andreas Prasadja, Snoring & Sleep Disorder Clinic

http://www.andreasprasadja.com

Twitter: @prasadja

FB: @DokterAndreasPrasadja

Rawat Dengkur pada Serangan Jantung!

Sebuah artikel pada jurnal kedokteran Heart Health menyatakan bahwa perawatan mendengkur pada pasien-pasien dengan serangan jantung akan mengurangi kebutuhannya untuk dirawat di rumah sakit di masa depannya.

Penelitian ini melihat pasien-pasien yang masuk ke RS karena serangan jantung. Dari 75 pasien yang alami serangan jantung, 70 di antaranya mendengkur. Ke 70 pasien pendengkur tersebut menjalani pemeriksaan di laboratorium tidur dan didiagnosis menderita sleep apnea. Lalu pasien-pasien tersebut dirawat dengan menggunakan Positive Airway Pressure (PAP) therapy. Selama 6 bulan kemudian diamati penggunaan PAP, dan seberapa sering pasien tersebut mengunjungi IGD atau dirawat kembali di RS.

Hasilnya, selama 6 bulan, pasien yang terus menggunakan perawatan PAP lebih jarang datang ke RS dibanding yang terus mendengkur.

Mendengkur memang telah lama dikenal sebagai gejala utama dari sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Pengenalan secara dini jadi penting bagi pencegahan dan dalam perawatan penyakit jantung. Berbagai bukti penelitian terus menggunung.

Walau penelitian ini hanyalah penelitian kecil, tapi hasilnya sangat signifikan bagi kita. Diagnosis dan perawatan sleep apnea (dengkur) sedini mungkin akan menguntungkan bagi pasien.

Rawat Ngorok Jika Tak Mau Serangan Jantung Berulang

Mereka yang telah menjalani terapi angioplasti koroner untuk membuka penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah disarankan untuk menjalani perawatan mendengkur.

Demikian menurut sekelompok peneliti dari Rumah Sakit Pusat Kobe, Jepang. Ditemukan bahwa jika mendengkur dan gangguan nafas saat tidur diabaikan, pasien yang telah mengalami sumbatan arteri koroner beresiko mengalami serangan jantung atau stroke sampai dua kali lipat.

Mengapa? Mendengkur merupakan tanda terjadinya penyempitan saluran nafas saat tidur. Akibatnya saluran nafas tersumbat dan secara berkala mengakibatkan penurunan kadar oksigen.

Sleep apnea atau henti nafas saat tidur terjadi ketika seseorang pendengkur tidur. Di antara dengkuran suara berisik terhenti, dan nafas tampak berat. Saat ini saluran nafas tersumbat, dan penderita seolah tercekik dalam tidur.

Dalam kondisi tersebut oksigen turun drastis. Karena sesak, penderita akan tersedak untuk mengambil nafas tiba-tiba. Jika dilihat gelombang otak tidurnya, pendengkur terbangun singkat tanpa terjaga.

Bayangkan jika ini terjadi berulang kali sepanjang malam. Akibatnya oksigen turun naik, dan pendengkur terpotong-potong proses tidurnya. Pendengkur akan merasa tak segar dan terus mengantuk sepanjang hari walaupun durasi tidurnya cukup. Inilah yang disebut dengan hipersomnia, kantuk berlebihan.

Proses terbangun-bangun dan turun naiknya oksigen akan memicu respon inflamasi yang bersifat merusak bagi kesehatan jantung.

Henti nafas pada sleep apnea bisa berlangsung bervariasi sepanjang malam. Sepuluh detik hingga puluhan detik. Bayangkan betapa merusaknya kondisi henti nafas saat tidur ini.

Penelitian yang diterbitkan pada the Journal of the American Heart Association Juni 2016, melihat data dari 241 pasien yang telah jalani prosedur pembukaan sumbatan arteri jantung. Kesemuanya kemudian menjalan pemeriksaan tidur yang merekam aliran udara dan fungsi-fungsi nafas saat tidur. Didapati 52,3 persen pasien ternyata juga menderita sleep apnea.

Pasien-pasien tersebut diikuti selama 5 tahun. Sejumlah 21,4 persen dari yang mendengkur ternyata alami serangan pada pembuluh darahjantung atau otak, dibandingkan dengan 7,8 persen pada non pendengkur. Sementara, resiko kematian didapati meningkat hingga tiga kali lipat pada pendengkur.

Para ahli tersebut menutup publikasinya dengan seruan agar para dokter mulai mengevaluasi kebiasaan tidur pasien-pasien dengan masalah jantung dan stroke. Tak sulit, cukup tanyakan kebiasaan mendengkurnya saja. Biasanya pasangan pasienlah yang langsung mengamini.

7 Hal Tentang Mendengkur dan Henti Nafas Tidur

Sleep apnea, atau henti nafas saat tidur masih belum begitu diketahui orang di tanah air. Sementara yang sudah tahu pun belum mengerti benar apa itu sleep apnea. Banyak kesalah pahaman meliputinya. Tak jarang ketidak tahuan pun berakibat pada keterlambatan perawatan.

Penderita sleep apnea pun semakin bertambah jumlahnya. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai penyebabnya, sementara penelitian lain menyebutkan bahwa jumlah penderita meningkat seiring dengan semakin bertambahnya kesadaran pendengkur untuk memeriksakan dirinya. Apa pun sebabnya, dengan semakin banyak penderita sleep apnea yang dirawat, resiko penyakit jantung koroner dan stroke pun menurun.

Dari beberapa pasien saya, ada beberapa hal yang ingin saya bagikan.

1. Mendengkur itu wajar dan tak berbahaya.

Banyak orang mendengkur, kebanyakan teman seusia saya juga mendengkur; ujar salah satu pasien pria berusia 60-an tahun. Walau banyak orang mendengkur, bukan berarti mendengkur itu normal. Bahkan membahayakan. Mendengkur adalah gejala utama dari sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Penderitanya berulang kali mengalami henti nafas akibat menyempitnya saluran nafas saat tidur. Akibatnya oksigen akan turun-naik sepanjang malam. Sebuah penelitian di Spanyol mengimitasi kondisi oksigen turun naik ini pada tikus. Akibatnya sel tumor yang disuntikkan berkembang menjadi ganas setelah beberapa waktu.

Sementara penelitian-penelitian terdahulu sudah mengamini mendengkur sebagai penyebab hipertensi, berbagai penyakit jantung, stroke, depresi, kematian dan impotensi.

2. Hanya pria yang mendengkur.

Ini pun salah. Wanita juga bisa mendengkur. Hampir seperlima pasien saya adalah wanita.

Walau hasil pemeriksaan tidur menunjukkan bahwa wanita menderita sleep apnea yang lebih ringan dibanding pasien pria, namun mendengkur pada wanita tetap tak boleh diremehkan. Terutama pada masa kehamilan, sleep apnea menyebabkan gangguan perkembangan janin, preeklampsia, diabetes pada kehamilan, serta resiko prematuritas.

3. Anak-anak mendengkur itu tampak menggemaskan.

Ya, memang menggemaskan tetapi ketika di antara dengkuran tampak nafas jadi berat bahkan tampak sesak, justru jadi mengerikan. Henti nafas yang dialami pada anak akan mengganggu proses tidur yang pada akhirnya akan menyebabkan gangguan tumbuh kembang, emosi dan perilaku. Daya tahan tubuh juga menurun, hingga anak mudah terserang penyakit infeksi.

Selain mendengkur, gejala lain sleep apnea pada anak adalah kantuk yang berlebihan (hipersomnia). Hanya saja manifestasi hipersomnia pada anak, justru muncul sebagai hiperaktivitas. Biasanya orang tua melaporkan anak sulit mempertahankan konsentrasinya. Secara emosional, anak pun jadi lebih agresif. Semua hal yang sering kita temui pada anak yang menahan kantuk.

4. Sleep apnea bisa menurun.

Sebenarnya sleep apnea atau mendengkur disebabkan oleh saluran nafas yang sempit. Struktur wajah, bentuk rahang, gigi geligi, amandel, dan langit-langit mulut dari anak dan orang tua tentu mirip. Tak heran jika ada pasien anak yang mendengkur, salah satu dari orang tuanya pun ternyata mendengkur.

5. Mendengkur disebabkan oleh kegemukan.

Belum tentu benar. Banyak literatur memang menyatakan obesitas sebagai penyebab sleep apnea. Tapi penelitian-penelitian ini dilakukan di negara-negara ras Eropa. Mereka memiliki stuktur rahang lebar dan leher yang lebih panjang, berbeda dengan kita orang Asia yang memiliki rahang sempit dan leher pendek. Ini sebabnya banyak orang yang tidak gemuk pun mendengkur.

Para ahli bahkan menemukan bahwa sleep apnea justru mengakibatkan gangguan metabolisme yang menyebabkan kegemukan. Contoh paling mudah adalah dengan merefleksikan pada diri sendiri, saat menahan kantuk akibat lembur bekerja, kita cenderung lapar bukan? Ya, sel-sel di otak pun mendikte kita untuk mencari makanan dengan rasa manis, asin dan gurih.

6. Perawatan sleep apnea adalah dengan CPAP.

CPAP, singkatan dari continuous positive airway pressure memang merupakan standar utama perawatan sleep apnea. Tapi tak semua pendengkur harus menggunakan CPAP. Ada alternatif perawatan lain berupa pembedahan atau penggunaan dental appliances (yang dibuat dokter gigi). Untuk menentukan perawatan terbaik, seorang pendengkur harus menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan saat tidur dilakukan di laboratorium tidur atau populer dikenal dengan sebutan sleep study. Dari pemeriksaan ini diagnosis baru bisa ditegakkan, dan perawatan baru ditentukan.

Tidak semua pasien baik dengan jalan pembedahan. Demikian juga tak semua pendengkur baik dengan gunakan CPAP. Terkadang ada kondisi tertentu dimana pasien harus menjalani keduanya. CPAP merupakan sebuah alat yang meniupkan tekanan positif agar saluran nafas tak menutup saat tidur. Walau tak biasa di awal pemakaian, dengan penyetelan, pelatihan dan pemberian yang baik dari tenaga medis terlatih, perawatan jangka panjang nan nyaman bisa tercapai. Belakangan mulai diteliti kemungkinan alat-alat baru untuk merawat sleep apnea, seperti alat implan untuk merangsang otot-otot saluran nafas atas, atau alat semacam plester hidung yang bisa digunakan. Semoga dalam waktu dekat semakin banyak alternatif perawatan bagi penderita sleep apnea.

Tujuan perawatan medis adalah menjaga fungsi-fungsi nafas saat tidur, bukan pada suara dengkuran. Tapi jangan khawatir, dengan melakukan perawatan pada saluran nafas, otomatis suara dengkuran turut hilang.

7. Jangan abaikan dengkuran.

Dengan semakin banyaknya bukti-bukti ilmiah bahaya mendengkur, sudah selayaknya kita tak lagi mengabaikan pendengkur di sekitar kita. Seorang pendengkur hanya tahu dirinya mendengkur ketika diberi tahu orang lain. Sering kali saya jumpai pasien terkaget-kaget saat dijelaskan parahnya henti nafas yang ia alami. Ya, penderita sleep apnea tak pernah menyadari apa yang ia alami selama tidur. Bagaimana ia tercekik dan tersedak saat tidur, bagaimana kadar oksigen turun atau bagaimana jantung jadi bekerja keras saat tidur.

Jika ada pendengkur di sekitar Anda, jangan ditertawakan. Bisa jadi ia menderita sleep apnea yang mempertaruhkan nyawanya setiap kali tertidur. Peringatkan, ajak ia memeriksakan dirinya. Dengan demikian Anda menyelamatkan hidupnya!

Perawatan Mendengkur Perbaiki Kolesterol

Sleep apnea adalah penyakit tidur yang diderita sekitar 20%-30% pria paruh baya. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bagaimana mendengkur tak bisa diremehkan lagi. Sleep apnea menjadi penyebab berbagai penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, berbagai penyakit jantung hingga stroke. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pendengkur juga alami ketidak seimbangan kadar kolesterol (dislipidemia). Artikel pada Journal of Clinical Sleep Medicine edisi Desember 2014, menunjukkan bagaimana perawatan sleep apnea dengan CPAP dapat memperbaiki kondisi kolesterol pendengkur.

Sleep Apnea

Mendengkur merupakan salah satu tanda dari sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Walau tak semua pendengkur alami sleep apnea, ngorok tetap harus diwaspadai mengingat resiko kesehatan yang tidak kecil.

Coba perhatikan orang yang mendengkur, sesekali ia terdiam lalu diikuti dengan suara tersedak atau bahkan sampai batuk-batuk. Yang terjadi adalah saluran nafas pada saat tidur melemas hingga menyempit. Penyempitan bisa menyumbat total saluran nafas hingga tak ada udara yang lewat. Akibat sesak penderitanya akan terbangun sejenak untuk mengambil nafas. Tetapi ia tidak menyadari bahwa dirinya terbangun. Hingga pagi hari saat terjaga ia masih merasa kurang tidur dan terus mengantuk di siang hari. Gejala yang disebut juga hipersomnia atau kantuk yang berlebihan.

Tak semua mendengkur itu sleep apnea. Suara dengkuran saja tidak cukup untuk menegakkan diagnosis. Untuk itu, seorang pendengkur harus menjalani pemeriksaan tidur di laboratorium tidur atau sleep lab. Dari pemeriksaan ini baru kita bisa tahu ngorok yang dialami wajar atau alami sleep apnea, serta derajat keparahannya.

Kolesterol

Bukti ilmiah menunjukkan bagaimana kadar LDL memiliki hubungan yang positif terhadap berkembangnya penyakit jantung koroner. Banyak penelitian juga menunjukkan bagaimana penurunan kadar LDL dengan pengobatan dapat menurunkan resiko kematian akibat serangan jantung.

Para ahli mencoba melihat dua puluh sembilan penelitian yang meneliti efek perawatan sleep apnea terhadap kolesterol. Hasilnya, pendengkur yang menggunakan CPAP mengalami penurunan kadar kolesterol total dan kadar LDL. Sedang kadar HDL-nya jadi meningkat. Namun penelitian-penelitian tersebut tidak menunjukkan perbaikan kadar trigliserida.

Kesehatan Jantung dan Mendengkur

Bagaimana mekanisme hilangnya mendengkur/sembuhnya sleep apnea dapat memperbaiki kadar kolesterol belum dapat dipastikan. Tetapi penelitian-penelitian ini membuktikan bahwa perawatan mendengkur dapat menurunkan resiko penyakit jantung.

Penggunaan CPAP dapat secara langsung maupun tidak langsung menurunkan resiko seseorang menderita penyakit jantung. Dengan hilangnya henti nafas tidur, tekanan dalam dada yang menghimpit jantung pun hilang, hingga jantung berfungsi normal. Sementara banyak penelitian lain membuktikan bagaimana perawatan mendengkur dapat memperbaiki hipertensi, diabetes, obesitas dan sindroma metabolik. Semuanya adalah faktor resiko berkembangnya penyakit jantung.

Hubungan Mendengkur, Sleep Apnea & Gejala Depresi

Kesehatan tidur, seharusnya menjadi dasar dari kualitas manusia. Segala potensi diri yang muncul di saat terjaga, dibangun pada saat tidur. Di antaranya adalah kesehatan, kecerdasan, kemampuan konsentrasi, kreativitas dan stabilitas emosional.

Kebugaran fisik membutuhkan tidur yang sehat, sama seperti tubuh membutuhkan makanan dengan gizi yang sehat juga. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia.

Coba saja refleksikan apa yang terjadi ketika kita kurang tidur, lelah, lamban, sulit berkonsentrasi, dan emosional. Begitu kurang tidur kita jadi mudah tersinggung, mudah marah dan tak sabaran. Pada anak, bahkan muncul sifat agresif dan hiperaktif.

Bukan Sembarang Mendengkur

Sleep apnea adalah henti nafas saat tidur yang biasa diderita oleh pendengkur. Untuk mendiagnosis sleep apnea memang diperlukan pemeriksaan di laboratorium tidur. Tetapi untuk melihat kemungkinan sleep apnea, biasanya dikenali dahulu gejalanya berupa gangguan nafas selama tidur. Pendengkur tampak sesak, seperti tercekik lalu mengeluarkan suara keras seolah tersedak.

Sleep apnea saat ini dikenal sebagai penyebab hipertensi, diabetes, berbagai penyakit jantung, stroke, dan impotensi.

Penelitian Berkaitan dengan Depresi

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh CDC, Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat, seorang pendengkur dengan kesulitan bernafas saat tidur ternyata berhubungan dengan gejala-gejala depresi. Semakin sering pendengkur tampak tersedak atau berhenti bernafas dalam tidur, semakin mungkin ia mengalami gejala depresi.

Penelitian ini diikuti oleh hampir 10.000 orang yang diwawancara lewat kuesioner. Mereka ditanyakan gejala-gejala depresi, ukuran berat dan tinggi badan serta diminta melaporkan seberapa sering ia mendengkur dan tampak sesak saat tidur. Gangguan nafas saat tidur tentu peserta penelitian harus menanyakan pada pasangan tidurnya.

Hasilnya, pria dan wanita yang mendengkur serta tampak tersedak/berhenti bernafas saat tidur lebih dari 5 malam setiap minggunya, memiliki kemungkinan tiga kali lipat untuk menunjukkan gejala-gejala depresi, dibandingkan yang tidak mendengkur.

Hubungan henti nafas saat tidur dan depresi, mungkin berkaitan dengan berkurangnya pasokan oksigen ke otak selama tidur. Kemungkinan lain adalah kualitas tidur buruk yang dialami oleh penderita sleep apnea, hingga selalu mengantuk dan emosional di siang hari.

Pada saat penelitian diumumkan di tahun 2012, pertanyaan-pertanyaan baru muncul. Diantaranya bagaimana jika sleep apnea ini diatasi, apakah gejala-gejala depresi akan berkurang? Kemudian apakah kebutuhan atau dosis obat antidepresan juga jadi berkurang? Tentu dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam lagi.

Perawatan Dengkur Membantu Kurangi Gejala Depresi

Penelitian baru yang dilakukan oleh the Cleveland Clinic Sleep Disorder Center, menyatakan bahwa perawatan sleep apnea dengan menggunakan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), ternyata membantu mengurangi gejala depresi.

Hasilnya menunjukkan bahwa semua penderita sleep apnea yang menggunakan CPAP mengalami perbaikan gejala-gejala depresi. Penderita yang gunakan CPAP lebih dari empat jam setiap malamnya bahkan lebih baik lagi perbaikan gejala-gejala depresinya.

Perlu diingatkan bahwa penelitian ini masih sangat baru. Penelitian ini belum membandingkan manfaat CPAP dengan perawatan depresi konvensional. Tetapi untuk sementara para ahli sepakat bahwa sleep apnea merupakan penyakit tidur yang tak boleh diabaikan. Setiap laporan mendengkur harus diperhatikan. Jika pendengkur terdiagnosis dengan sleep apnea, perawatan dengkuran jelas memberikan manfaat bagi penderitanya, baik kaitannya dengan gejala depresi, kualitas hidup maupun penyakit-penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan lainnya.

Pemeriksaan dan Perawatan Mendengkur Sebelum Operasi

Jika Anda seorang pendengkur dan harus menjalani sebuah prosedur operasi lewat pembiusan, sebaiknya dengkuran Anda diperiksakan terlebih dahulu. Ini yang disarankan oleh para ahli anestesi seperti yang dituangkan dalam sebuah penelitian pada jurnal kedokteran Anesthesiology edisi Oktober 2014. Penelitian tersebut mendapati bahwa pendengkur yang menderita sleep apnea yang sudah dirawat sebelum operasi akan berkurang risikonya untuk mengalami komplikasi akibat pembiusan.

Sleep apnea, artinya henti nafas saat tidur. Masyarakat kita mengenal sleep apnea dengan sebutan ngorok atau mendengkur. Ini terjadi karena saluran nafas menyempit saat tidur. Akibatnya, walau gerak nafas tetap ada, aliran udara jadi terganggu. Seolah tercekik, pendengkur tampak sesak berusaha menarik udara, tetapi kenyataannya udara tetap tak dapat mengalir. Karena sesak, pendengkur akan terbangun sejenak untuk mengambil nafas dan tertidur kembali. Perlu diingat penderita terbangun, tanpa terjaga dari tidur. Jadi walau berulang kali sesak dan terbangun sepanjang malam ia tak tahu apa yang terjadi. Pendengkur hanya bangun kurang segar, dan terus mengantuk di siang hari.

Sleep apnea telah diketahui menjadi penyebab berbagai penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, berbagai penyakit jantung, diabetes hingga stroke.

Penelitian ini membandingkan 4.211 orang penderita sleep apnea. Kesemuanya menjalani pemeriksaan tidur untuk mendiagnosis sleep apnea, baik sebelum menjalani pembedahan ataupun sesudahnya. Pasien yang telah didiagnosis sebelum pembedahan mendapatkan perawatan menggunakan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure). CPAP merupakan sebuah alat yang dihubungkan dengan masker hidung yang digunakan hanya saat tidur. Unit ini akan meniupkan tekanan positif, hingga dengan lembut dapat menjaga saluran nafas tetap membuka.

Hasilnya, pasien yang didiagnosis dan dirawat dengan CPAP memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami komplikasi pasca pembedahan dibanding yang dibiarkan tanpa perawatan. Risiko komplikasi berupa serangan jantung atau shock dapat berkurang separuhnya.

Namun penelitian ini juga mencatatkan bahwa risiko untuk alami gangguan pernafasan sama saja pada kedua kelompok, baik yang didiagnosis dan dirawat sebelum atau setelah pembedahan.

Mendengkur merupakan masalah umum di masyarakat kita. Namun dengkuran masih dianggap sebatas gangguan suara di malam hari. Padahal gangguan nafas saat tidur ini menyimpan potensi yang membahayakan kesehatan.

Jangan tertawakan lagi orang yang mendengkur. Peringatkan, Anda dapat selamatkan nyawanya.

Tekanan Darah Tinggi Membandel Akibat Mendengkur

Jika Anda menderita hipertensi, dan tekanan darah masih sulit dikontrol walau telah meminum lebih dari 3 macam obat anti hipertensi, coba perhatikan tidur Anda. Mendengkur? Ngorok? Cukup tidur, masih mengantuk?

Sleep Apnea dan hipertensi

Awal penemuan sleep apnea (henti nafas saat tidur), sebenarnya diawali dari penderita hipertensi. Sekolompok peneliti menemukan adanya penderita hipertensi yang cenderung mengantuk di siang hari, padahal jumlah tidurnya cukup. Di waktu itu, ini dikenal sebagai gejala utama narkolepsi. Maka diperiksakanlah para penderita hipertensi tersebut dan alih-alih narkolepsi, didapati adanya dengkuran dan henti nafas saat tidur. Sejak saat itu pemeriksaan tidur dilengkapi dengan perekaman fungsi-fungsi jantung dan nafas, selain perekaman gelombang otak, mata dan otot. Prof. Guilleminault menamai penyakit ini dengan sebutan obstructive sleep apnea.

Ngorok atau mendengkur ternyata merupakan tanda menyempitnya saluran nafas saat tidur. Jalan nafas, bisa berulang kali tersumbat selama tidur hingga akibatkan reaksi berantai yang sebabkan peningkatan tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, stroke, kematian dan impotensi. Sleep apnea, atau henti nafas saat tidur ditandai oleh kebiasaan ngorok saat tidur. Tetapi orang yang mendengkur belum tentu menderita sleep apnea lho, harus diperiksakan dahulu untuk membedakannya.

Sayangnya hubungan hipertensi dan dengkur seolah tenggelam oleh populernya temuan baru bahwa mendengkur/sleep apnea sangat berbahaya. Baru sekitar 30 tahun yg lalu, Kales dan kawan-kawan menuliskan temuan mereka pada jurnal kedokteran terkemuka Lancet. Dalam penelitian tersebut disebutkan adanya hubungan erat antara hipertensi dengan sleep apnea yang dibiarkan tanpa perawatan. Persisnya 30% penderita hipertensi yang derita sleep apnea.

Selanjutnya sekelompok peneliti asal Spanyol memberikan data bahwa penderita sleep apnea yang dirawat menggunakan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan. Semakin berat dengkuran, semakin parah sleep apnea yang diderita serta semakin baik penggunaan CPAP-nya, akan semakin baik pula tekanan darahnya.

Penelitian

Penelitian yang diterbitkan pada the Journal of Clinical Sleep Medicine bulan Agustus 2014, menunjukkan bahwa tingkat keparahan sleep apnea berhubungan erat dengan peningkatan tekanan darah yang sulit dikontrol.

Penderita hipertensi yang sudah mengonsumsi lebih dari 3 macam obat antihipertensi namun tekanan darahnya masih tetap sulit dikontrol. Hipertensi yang diderita seolah membandel. Kondisi yang sering disebut sebagai resistant hypertension ini berkaian erat dengan derajat keparahan sleep apnea.

Pada penelitian tersebut dibandingkan penderita sleep apnea sedang (AHI/henti nafas 15-30/jam) dengan yang berat (AHI/henti nafas >30/jam). Pada penderita sleep apnea berat kemungkinannya menderita hipertensi walau sudah minum lebih dari 3 macam obat antihipertensi adalah 95%.

Kesimpulan

Para ahli berpendapat penanganan hipertensi, terutama yang telah menjalani pengobatan yang agresif, harus menyertakan kemungkinan adanya sleep apnea/dengkuran. Artikel pada the Journal of American Medical Association di tahun 2013, tunjukkan bahwa perawatan sleep apnea dengan CPAP selama 12 minggu akan menurunkan tekanan darah rata-rata harian 3 mmHg. Walau tampak kecil, tapi 3 mmHg bermakna besar untuk menurunkan risiko penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya.