Cek Insomnia Saat Anda Terjaga!

Waktu menunjukkan pukul 00.05. Anda terbaring di tempat tidur, menatap langit-langit, berusaha untuk terlelap. Trik-trik meditasi yang pernah Anda baca di buku yoga, seperti melemaskan otot dan mengosongkan pikiran, tidak ada yang berhasil membuat Anda tertidur. Tapi jangan khawatir jika Anda seprti burung hantu, selalu terjaga ketika yang lain sedang tenggelam dalam mimpi. Anda tidak sendirian, kok.

Menurut dr. Andreas Prasadja, sleep scientist, waktu produktif orang dewasa muda memang justru di malam hari. Banyak yang menyalahartikan kesulitan tidur di malam hari sebagai insomnia. Padahal, indikasi insomnia atau gangguan tidur  justru terlihat saat seseorang terjaga. Jika seseorang tidak nyaman saat bangun tidur, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, atau mengantuk berlebihan, berarti dia mengalami insomnia. Kalau seseorang terjaga sepanjang malam, tapi bisa tidur nyenyak di waktu lain, dia tidak menderita insomnia.

Perbedaan waktu tidur dikarenakan jam biologis manusia yang berbeda-beda. Makin bertambahnya usia, kebutuhan jam tidur akan  makin menurun. Usia 30 tahun ke atas butuh maksimal 8 jam tidur. Sedangkan orang dewasa muda membutuhkan waktu tidur 8-9,5 jam, dan waktu produktif mereka adalah malam hari.

Sayangnya, hal ini terbentur ritme kehidupan yang mengharuskan kebanyakan orang untuk mulai beraktivitas di pagi hari sampai malam. Yang bekerja di pusat Kota Jakarta dan tinggal di luar kota, terpaksa mengorbankan waktu tidur karena harus berangkat subuh dari rumah dan pulang ke rumah larut malam. Akibatnya, banyak orang usia produktif yang mengalami kekurangan tidur atau sleep deprivation. Masalahnya, tidak ada satu pun obat yang dapat menggantikan manfaat tidur!

Penting juga untuk diingat, bahwa ekurangan tidur berdampak pada tiga hal:

  1. Memperlemah kinerja otak dan menurunkan kemampuan kognitif. Banyak orang yang ingin meningkatkan produktivitas dengan mengurangi jam tidur (lembur). Padahal, tindakan ini justru kontraproduktif. Dalam kondisi kurang tidur, orang akan cenderung susah konsentrasi dan tidak teliti.
  2. Tidur yang cukup terbukti mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
  3. Memperbesar risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sudah terbukti kan, banyak sekali kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat kelalaian pengemudi yang ngantuk.

Primarita S Smita

link: http://www.femina.co.id/issue/issue_detail.asp?id=812&cid=2&views=9

Insomnia? Nanti dulu…

Insomnia adalah gangguan tidur yang paling sering dikeluhkan seorang pasien pada dokternya. Insomnia bisa berupa keluhan sulit tidur, kualitas tidur yang buruk, sulit mempertahankan tidur hingga sering terbangun, atau terbangun terlalu awal dan tidak bisa tidur lagi.

Insomnia dapat disebabkan oleh faktor psikologis, penyakit tertentu ataupun gangguan tidur lainnya.

Jika seseorang sedang mengalami tekanan secara psikologis, kadar adrenalin dalam darah akan meningkat dan membuatnya dalam keadaan segar. Menghadapi ini, obat tidur dapat membantu, akan tetapi jika masalah yang dihadapi berkelanjutan, tentu saja keluhan insomnia menjadi sulit diatasi.

Keluhan sulit tidur dapat juga disebabkan oleh penyakit lain yang menimbulkan rasa tidak nyaman seperti rasa sakit, mual, demam dan lain-lain.

Gangguan tidur lain yang dapat mengakibatkan keluhan insomnia antara lain OSA, Periodic Limb Movements atau Delayed circadian rhythm. Pasien biasanya datang dengan mengeluhkan insomnia yang diderita, tetapi pasangannya mengatakan yang sebaliknya. Apa yang terjadi?

Penderita merasa dirinya tidak tidur, karena pikiran yang masih melayang-layang dan masih dapat mendengar suara-suara di sekelilingnya, padahal orang lain melihat bahwa ia sudah tertidur pulas. Ini disebabkan oleh kualitas tidur yang buruk. Tidur tidak dapat memasuki tahapan tidur yang dalam karena terganggu oleh dengkuran (sleep apnea) atau gerakan kaki yang tidak disadari (Periodic Limb Movements.)

Ada pula keluhan insomnia yang salah kaprah, namun paling sering ditemui pada remaja atau dewasa muda. Mereka (usia 16-30 th.) menjelang akhir masa pubertas, mengalami pergeseran jam biologis, sehingga baru mengantuk setelah larut malam. Padahal kebutuhan tidurnya lebih lama dibanding orang dewasa, yaitu 8,5 – 9,25 jam.

Di saat orang lain mulai mengantuk pada jam 10 malam, mereka sedang dalam kondisi segar-segarnya, dan penuh semangat untuk menyelesaikan pekerjaan maupun belajar. Setelah lewat tengah malam, barulah kantuk menyerang. Sedangkan di pagi hari kegiatan perkuliahan atau pekerjaan menuntut untuk bangun awal, menyebabkan utang tidur. Ini semua diperburuk dengan kecenderungan untuk keluar malam di akhir pekan yang sebenarnya bisa digunakan untuk memenuhi utang tidur malam-malam sebelumnya. Tak mengherankan jika sering ditemui orang-orang dewasa muda yang bangun jauh siang hari di akhir minggu.

Kebiasaan menonton TV, bekerja ataupun bermain di depan komputer sebelum juga memperburuk keadaan. Ketegangan yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas tadi bisa menyebabkan mata terlalu segar untuk dipejamkan. Belum lagi efek cahaya terang yang dapat mengelabui jam biologis yang sebenarnya diciptakan untuk membedakan waktu siang dan malam.

Jika Anda termasuk usia dewasa muda yang produktif, berhati-hatilah dengan kebiasaan tidur. Anda belum tentu menderita insomnia, hanya saja kebutuhan tidur Anda berbeda. Ketika orang lain mengantuk Anda segar, ketika orang lain mulai mengantuk, justru Anda-lah yang dalam kondisi segar bugar.

Jika tidak pintar-pintar mengatur jadwal tidur, kebutuhan tubuh dan otak tidak akan terpenuhi. Akibatnya tubuh menjadi rentan terserang penyakit, dan kemampuan berolah raga pun merosot. Akibat lainnya, secara emosional Anda menjadi temperamental dan tanpa disadari kemampuan mental, produktifitas serta kreativitas juga menurun.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Sleep Foundation menunjukkan bahwa pemuda/i yang mengikuti jadwal tidur yang cukup dan teratur memiliki prestasi yang lebih baik dibidang akademis maupun olah raga. Untuk itu ikutilah panduan higiene tidur (sleep hygiene) dengan baik dan jangan cepat-cepat memvonis diri terserang insomnia!