LAPORAN Riwis Sadati
Tidur merupakan salah satu aktifitas menyenangkan, disaat tidur keadaan fisik seseorang menjadi rileks dan fresh. Dengan tidur yang berkualitas kita dapat menjadi lebih fokus melakukan kegiatan dan dapat mengontrol emosi. Namun tak sedikit dari kita yang menyepelekan pentingnya tidur sehat.
Kamis (29/03/2012) malam, obsat bersama @IDTidurSehat mengadakan bincang-bincang hangat bersama dr. Andreas Prasadja, RPSGT (@prasadja) – Sleep Physician dan Ahmad Vesuvio (@avesuvio) sebagai moderator dari @ayosehat. Bertempat di Rumah Langsat, dr. Andreas memulai berbagi informasi tentang gejala awal gangguan tidur seperti mengantuk di siang hari dan insomnia.
Menurut @prasadja, dengan menggunakan Polysomnographic (alat yg digunakan untuk meng-asses tidur pasien) gangguan tidur yang sering dianggap remeh oleh orang Indonesia adalah Sleep-apnea. Ini merupakan sumbatan pada saluran nafas yang mengakibatkan asupan oksigen pada tubuh menurun, yang lebih dikenal dengan sebutan mendengkur. Mendengkur bisa jadi sangat berbahaya, karena penelitian membuktikan hasil MRI orang yang mendengkur memiliki bagian otak yang rusak.
<a
Ada beberapa akibat yang ditimbulkan oleh Sleep-apnea seperti Silent-stroke, hipertensi dan naiknya kadar gula darah. Maka tak heran jika dr. Andreas menyarankan untuk mengatasi Sleep-apnea terlebih dulu, karena ketika kita mengatasi gangguan tidur tersebut maka tekanan darah akan turun 10-15mhg dan gula darah pun akan lebih terkontrol.
Sebuah pengetahuan baru yang diungkapkan dr. Andreas, bahwa untuk ras kaukasia, obesitas menyebabkan Sleep-apnea, tetapi untuk ras Asia yang terjadi sebaliknya.
Menurut dokter yang bekerja di RS Mitra Kemayoran ini tidak ada yang namanya tidur berlebihan karena yang ada adalah kantuk berlebihan (Hypersomnia). Hypersomnia sendiri termasuk gangguan tidur dimana kondisi pasien mengalami kantuk lebih walau sudah tidur dan tidak merasa segar.
Gejala gangguan tidur lainnya seperti usai meminum kopi kita langsung bisa tidur, karena kafein dalam kopi normalnya bekerja dalam tubuh 9-15jam.
Kita juga sering menemui gejala gangguan tidur seperti mengigau, meski tidak berbahaya namun perlu diketahui jika kondisi ini sering terjadi pada 2 jam awal waktu tidur. Ternyata hanya 1 dari 15 remaja yang tidur berjauhan dengan handphone atau gadget, dan kondisi ini memicu parasomnia baru yang disebut Sleep-tweeting (membalas email/bbm/Twitter secara tidak sadar).
Dalam kultur orang Indonesia kita sering mendengar istilah 'tindihan' atau 'ketindihan', menurut dr. Andreas ini merupakan kondisi kerancuan antara gelombang otak dan mimpi yang memicu halusinasi sosok dalam ruangan.
Untuk remaja-dewasa (usia di bawah 30 tahun) memiliki jam biologis yang unik di mana pada jam 22.00-24.00 otak sedang berada dalam kondisi paling aktif, disarankan pada jam tersebut untuk melakukan aktifitas produktif seperti belajar.
Saran penutup dari dr. Andreas adalah untuk mencegah Sleep-apnea maka kita jangan kurang tidur, jaga berat badan, jangan mengkonsumsi obat yang menyebabkan kantuk sebelum tidur dan jangan mengkonsumsi alkohol sebelum tidur.
http://salingsilang.com/baca/sleep-tweeting-parasomnia-baru-yang-diidap-tweeps
Filed under: Gangguan Tidur, Kesehatan Tidur, Liputan Media | Tagged: Sleep texting, sleep tweeting, tidur sehat | Leave a comment »