Dibalik Tertidurnya Seorang Pemimpin

Beberapa media menyoroti seorang pejabat publik di DKI yang tertidur saat Gubernur Jokowi memberikan pidato. Pejabat tersebut tampak sulit sekali mempertahankan keterjagaannya hingga oleng ke kiri dan ke kanan tertidur. Apa yang terjadi?

Beberapa rekan yang saya temui mengomentari berita ini dengan beberapa tanggapan, tapi semuanya mengarah kepada kemalasan atau kebosanan dengan isi pidato. Tidak! Tidur bukanlah kemalasan! Bukan juga bosan. Kita harus lebih dalam melihat kantuk. Terutama apabila menyerang seorang pemimpin, seperti pejabat publik ini.

Tertidur

Kini dengan adanya kamera dimana-mana, hampir tak mungkin seorang pejabat publik menyembunyikan kantuknya di hadapan publik. Bahkan Hillary Clinton pun pernah kedapatan tertidur di sebelah Aung San Suu Kyi saat mendengarkan Obama berpidato di Myanmar tahun 2012 silam. Begitu pula Wakil Presiden Joe Biden yang tertidur menyaksikan pidato Obama di sebuah acara pada April 2011. Saat Obama diambil sumpahnya Januari 2009, tampak di belakangnya Jaksa Agung Clarence Thomas juga tertidur.

Apa yang terjadi? Mengantuk pasti pernah dialami oleh setiap orang karena tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang mau tak mau harus dipenuhi. Saat mengantuk pasti ada yang salah dengan tidur. Kurang tidur atau kualitas tidur, yang juga bisa berarti menderita penyakit tidur. Jika seseorang didapati mengantuk dan sulit tetap terjaga, bisa jadi ia kurang tidur. Atau bisa juga cukup tidur tapi menderita penyakit tidur, yang akibatkan ia hipersomnia. Hipersomnia adalah kantuk berlebihan, walau durasi tidur sudah cukup. Salah satu penyebab hipersomnia paling sering adalah mendengkur, sleep apnea.

Pemimpin yang Mengantuk

Penelitian di tahun 2005 menyatakan bahwa kelompok profesi paling kurang tidur adalah dokter, dengan durasi tidur rata-rata hanya 4,5 jam. Sementara politisi menempati posisi kedua dengan durasi tidur rata-rata 5 jam.

Saya ingat bagaimana beberapa pasien yang politikus terus bekerja hingga larut malam. Demikian juga cerita dari beberapa rekan jurnalis yang meliput rapat-rapat mereka hingga dini hari. Ini semua dilakukan demi hidup orang banyak. Tetapi ini memunculkan keprihatinan. Politisi dan pejabat-pejabat publik ini adalah pemimpin yang bertanggung jawab mengambil keputusan-keputusan penting yang memengaruhi kehidupan kita. Dengan rapat-rapat tengah malam dan mengantuk hebat di siang hari, bisa dipastikan mereka tidak berada dalam kondisi mental yang baik untuk mengambil keputusan penting!

Tidur merupakan dasar dari kualitas hidup seorang manusia. Kemampuan konsentrasi, ketelitian, kewaspadaan, kecerdasan, serta kemampuan mengambil keputusan hingga menerima kritik telah terbukti dibangun saat tidur. Ketika menjadi pelupa dan ceroboh, apakah seseorang kekurangan vitamin tertentu? Tidak, kekurangan tidur adalah kemungkinan terbesar penyebabnya. Bill Clinton menyatakan bahwa selama hidup ia sering membuat kesalahan, dan setiap kesalahan yang ia buat dilakukannya saat lelah.

Tidur bukanlah kemalasan. Tidur justru langkah cerdas untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan otak kita.

Tidur Sehat

Mengantuk juga bukan tanda kemalasan. Kantuklah yang membuat orang malas. Kemalasan adalah keengganan seseorang untuk berbuat sesuatu. Sementara mengantuk menunjukkan kebutuhan untuk tidur. Saat mengantuk kita tak bisa berbuat apa-apa selain tidur. Sementara kafein dan minuman penambah energi hanya menunda kantuk tanpa memberikan manfaat restoratif dari tidur. Artinya setelah minum kafein kita memang merasa lebih segar, tapi kemampuan otak kita yang sudah lelah tak akan terbantu.

Bagaimana agar tidak mengantuk? Jadwalkan tidur cukup dan teratur setiap malamnya. Sempatkan tidur sejenak di siang hari (15-20 menit) untuk lebih meningkatkan produktivitas. Konsumsi kafein dan minuman penambah energi dengan bijak. Secukupnya dan tidak berlebihan berdasarkan kebutuhan saja. Jika mengantuk berlebihan walau tidur sudah cukup perhatikan kemungkinan penyakit tidur seperti sleep apnea yang ditandai dengan mendengkur. Penyakit tidur berbahaya ini selain sebabkan kantuk berlebihan juga sebabkan diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kematian, depresi, stroke dan impotensi.

——————————————————-

Memperingati hari kesehatan tidur sedunia (World Sleep Day) yang jatuh pada tanggal 15 Maret, mari kita mulai memperhatikan tidur dalam keseharian kita. Jika selama ini kita hanya perhatikan diet dan olah raga, cobalah prioritaskan juga tidur dalam jadwal sehari-hari.

Tidur sehat demi kualitas manusia Indonesia yang lebih baik.

Mengantuk Berlebihan

Kadang kala kita memang merasa lelah dan mengantuk. Setelah jam makan siang, kantuk berkunjung dan membuat kita menguap dan mengusap-usap mata. Tetapi sebagian dari kita ada yang amat sulit menahan kantuk. Bahkan kalau diperhatikan ia sepanjang hari bolak-balik menyeduh kopi dan merokok untuk sekedar mempertahankan kemampuan konsentrasi. Inilah mengantuk berlebihan!

Kantuk berlebihan, di AS dialami oleh 20% populasi, diketahui membuat kita lamban dan ceroboh. Tentu saja mengganggu performa di kantor, pekerjaan dan sekolah. Bahkan bagi pengendara, mengantuk adalah ancaman utama keselamatan di perjalanan.

Orang yang mengantuk juga cenderung agresif dan emosional. Tak heran jika kantuk pada siswa berhubungan dengan kenakalan di kelas. Atau penelitian yang sebutkan bahwa wanita yang cukup tidur akan menjamin kebahagiaan perkawinan. Ya, kesehatan tidur juga akan menentukan kesehatan emosi dan hubungan antar personal manusia.

Mengantuk Normal? Atau tidak?

Kantuk berbeda dengan fatigue (lelah). Fatigue adalah rasa lelah kehabisan tenaga hingga ingin beristirahat. Tapi istirahat dalam artian bukan tidur. Mengantuk berlebihan juga harus dibedakan dengan perasaan tertekan atau depresi. Mereka yang merasa tertekan tak mau melakukan aktivitas, bahkan yang sebelumnya menggembirakan.

Mengantuk berlebihan bukanlah penyakit tersendiri. Kantuk berlebih bisa disebabkan oleh banyak hal, atau bisa juga disebabkan oleh penyakit-penyakit tidur yang lebih serius.

Yang perlu dibedakan pertama kali adalah apakah kantuk ini bersifat normal atau patologis. Normal jika memang disebabkan oleh kurangnya durasi tidur. Masyarakat modern memang tak memprioritaskan tidur, konon demi produktivitas. Akibatnya kesehatan tidur tak diperhatikan. Selain mengorbankan waktu tidur, banyak kebiasaan-kebiasaan kita yang sebenarnya tak sehat bagi tidur. Koneksi internet, cahaya 24 jam, minuman berkafein, berolah raga di malam hari, dan lain-lain.

Sementara mengantuk yang tak normal adalah rasa kantuk yang masih ada walau tidur telah rutin cukup. Penyakit tidur yang bisa menyebabkan adalah sleep apnea, periodic limb movements in sleep atau narkolepsi. Sleep apnea paling banyak diderita namun diabaikan. Karena penderitanya hanya tahu dia bangun tak segar dan mengantuk berlebihan tanpa tahu apa yang ia alami sepanjang malam. Hanya dari orang lain, biasanya pasangan, ia tahu dirinya mendengkur. Sayangnya kebanyakan penderita tak mengaitkan kebiasaan ngorok dengan kantuk yang dialami.

Akibat Mengantuk

Apa pun penyebab mengantuk berlebihan, sebaiknya didiskusikan dengan dokter. Siapa tahu sakit kepala yang sering dialami berkaitan dengan kantuk. Peningkatan tekanan darah, atau penurunan daya tahan tubuh juga bisa disebabkan oleh mengantuk berlebihan.

Banyak orang akan dibantu untuk mengubah jadwal serta kebiasaan-kebiasaan tidurnya agar lebih sehat. Sementara sebagian lainnya memerlukan pemeriksaan medis yang lebih serius. Pemeriksaan di laboratorum tidur adalah salah satunya.

Kalau Anda merasa lamban, terus mengantuk, kurang produktif, hampir alami kecelakaan atau sering membuat kesalahan konyol, jangan cuma mengambil kopi dan terus “memaksakan” diri. Masa depan dan nyawa menjadi taruhannya. Bill Clinton sendiri mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang ia buat kebanyakan ia lakukan saat ia kelelahan. Bayangkan jika di pekerjaan Anda sampai dicap pemalas dan lamban. Atau dianggap tak bisa berkembang, kurang inovatif bahkan tak punya kreativitas. Kesehatan tidur akan menjamin produktivitas dan karir terus meningkat, karena tidurlah vitamin otak sesungguhnya.

Apalagi dalam konteks berkendara, dengan terus mengemudi saat mengantuk, kita bukan hanya membahayakan diri saja, keselamatan orang lain juga. Ingat saja berbagai kecelakaan fatal di media, hampir semua disebabkan oleh kantuk. Fakta dari Centers for Disease Control and prevention (CDC), AS, 1 dari 24 pengendara mengaku pernah tertidur di perjalanan.

Akibat mengantuk pada kesehatan juga tak main-main. Berbagai penelitian menghubungkan kantuk dengan buruknya kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mengantuk juga menyebabkan kegemukan dan obesitas. Bahkan tatalaksana tekanan darah tinggi yang dikenal dengan dokumen JNC7 sudah memasukan penyakit tidur sleep apnea sebagai salah satu penyebab utama hipertensi.

Waspada Mengantuk Berlebihan

Mengantuk berlebihan diderita luas namun banyak orang tak menyadarinya. Entah karena sudah terlalu lama diderita hingga dianggap biasa, atau karena konsumsi kafein sepanjang hari. Tapi mengantuk berlebihan nyata pengaruhi kesehatan, keselamatan dan kualitas hidup seseorang.

Perhatikan kesehatan tidur, biasakan juga untuk membicarakan kebiasaan tidur dengan dokter. Mengantuk berlebihan bukan kondisi yang normal, bukan juga kemalasan. Mengantuk berlebihan bisa diatasi, atau diobati. Sayang jika diabaikan begitu saja.

dr. Andreas Prasadja, RPSGT